Herman mengatakan, dari hasil penelitian, kinerja diversifikasi pangan terkategori kuat atau baik apabila pola produksi, nilai konsumsi, dan pola distribusi optimal. Saat ini pola konsumsi masyarakat tergolong beragam, baik pangan sumber karbohidrat maupun protein sebesar 68,89 persen.
”Hal yang menarik adalah rata-rata konsumsi pangan yang tinggi ternyata belum mencerminkan diversifikasi pangan. Sebab, bias terhadap beras dan mi instan,” kata dia.
Dia melanjutkan, pola produksi dan pola distribusi pangan masyarakat pun belum mendukung diversifikasi pangan. Adapun, tingkat ketahanan pangan di Jabar terkategori rendah dalam segi ketersediaan dan penmanfaatan pangan, namun relatif tinggi dari kesesuaian dan keterjangkauan pangan.
”Kebijakan ini bisa diwujudkan dengan dua model yakni mereferensi pada kemandirian lokal dan mengembangkan model baru,” ucap dia.
Kendati demikian, agar bernilai sosial ekonomi politik ke dalam dan kompetitik ke luar, maka diperlukan penguatan secara konsisten aspek yang terkait dengan diversifikasi pangan.
”Akses generasi pelaku pangan terhadap lahan dapat dikuatkan melalui manajemen usaha tani kolektif dan infrastruktur pendukung,” katanya.
Sementara itu, Bupati Karawang Cellica Nurchadiana mengapresiasi apa yang dihasilkan oleh Wakil Ketua Komisi IV DPR RI itu. Bahkan ke depan, pihaknya akan melaksanakan apa yang diteliti oleh Herman Khaeron.
”Kita akan kaji lebih lanjut terkait apa yang diteliti. Kita juga akan aplikasikan di Karawang,” singkatnya.
Untuk diketahui, dalam sidang ini sejumlah tokoh seperti Menteri Pertanian, Menteri Perikanan dan Kelautan, Ketua DPR RI dan pejabat negara lainnya. (nit/rie)