Selanjutnya adalah tahap ketiga, yang merupakan tahapan analisis setelah diperoleh dua formulasi terbaik dengan melakukan fortifikasi fettuccine Pasayu jagung dan kacang hijau. Kemudian di tahap terakhir, dilakukan pengembangan dengan melakukan rekayasa rancangan desain kemasan fettucine Pasayu.
”Pada penelitian tahap pertama, saya memperoleh satu klon yang saya unggulkan dan saya pakai untuk bahan baku penelitian saya selanjutnya, adalah Klon Karikil. Klon Karikil ini memang adanya banyak di Kampung Cirendeu serta Kabupaten Bandung dan sekitarnya,” ungkapnya.
Selain Klon Karikil, dia juga menemukan tiga klon lain yang dia anggap baik, yang dia peroleh dari hasil analisis terhadap 13 klon ubi kayu secara keseluruhan. Dari hasil penelitiannya ini, Marleen meraih gelar Doktor dalam Ilmu Tanaman dengan predikat cumlade. (fik)