bandungekspres.co.id, BANDUNG – Jumlah kasus AIDS pada kelompok ibu rumah tangga di Jawa Barat mencapai 812. Angka ini dua kali lebih besar dari jumlah kumulatif kasus AIDS pada wanita pekerja seks yang mencapai 366 kasus.
Ketua Harian Komisi Penanggulangan AIDS Jabar Iwa Karniwa mengatakan, penemuan kasus HIV/AIDS di Jabar sejak 1989 sampai dengan 2015 telah mencapai 20.296 kasus HIV. Adapun kasus AIDS sebanyak 6.222.
Penemuan ini menempatkan Jabar sebagai peringkat ke-4 terbesar kasus HIV positif di Indonesia, setelah Provinsi DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Papua.Sementara untuk kasus AIDS di Jabar menempati peringkat ke-6 setelah Jatim, Papua, DKI Jakarta, Bali dan Jawa Tengah.
Iwa menilai, kondisi epidemi HIV/AIDS ini sangat memprihatinkan. Terlebih, kasus HIV positif baru pada anak usia 0-14 tahun pun tergolong tinggi, yakni 203 kasus sejak 2015.
”Kondisi epidemi HIV dan AIDS tersebut, tentunya sangat memprihatinkan kita semua,” kata Iwa usai penandatanganan surat perintah kerja KPA 25 kabupaten/kota se-Jabar dan dua surat perintah kerja LSM di Gedung Sate, Kota Bandung, belum lama ini. Iwa mengatakan, dengan terdampaknya ibu rumah tangga dan anak oleh HIV AIDS, akan berdampak pada kualitas kesehatan manusia Jabar.
Oleh karena itu, menurutnya perlu upaya serius untuk menanggulanginya. Bahkan, katanya, apabila tidak berbuat sama sekali, akan terjadi kehilangan generasi masa depan.
”Karena sampai saat ini belum ditemukan obat untuk HIV dan AIDS,” ujarnya seraya menyebut orang yang terinfeksi HIV harus mengonsumsi obat anti retrovilar seumur hidupnya. Iwa menyebut, perlu upaya komprehensif secara maksimal dengan tanpa mengurangi upaya kuratif dan rehabilitatif.
”Tanggulangi agar jumlah kasus HIV dan AIDS di Jawa Barat bahkan di nasional tidak terus meningkat dari waktu ke waktu,” tegsnya. Menurut Iwa, upaya penanggulangan kasus HIV dan AIDS di tingkat nasional maupun di daerah telah banyak dilakukan.
Beberapa di antaranya adalah dengan meningkatkan pengetahuan komprehensif tentang bahaya dan pencegahan HIV/AIDS kepada semua lapisan masyarakat. Sebab, besarnya kasus HIV dan AIDS di Jabar tidak terlepas dari belum pahamnya masyarakat tentang bagaimana terjadinya dan pencegahan penularan HIV/AIDS.