Menggambar Kimmich dan Schurrle Cukup Dua Jam

Dari kegelisahan itulah, Wedha mulai memikirkan cara melukis sosok manusia dengan cara yang lebih mudah. Yakni, mengutak-atik titik, garis, dan bidang. Berawal dari situ, mulailah dia membayangkan gambar sosok manusia sebagai kumpulan bidang-bidang datar yang dibentuk oleh garis-garis imajiner.

Gilang memulai pertautannya dengan WPAP dengan belajar kepada seorang teman. Dia lantas melanjutkannya secara otodidak. Baru kemudian mulai berkarya. Yang lantas dia tampung di akun Instagram pribadinya.

Konsistensi dia dalam berkarya akhirnya menarik minat sejumlah pihak. Pada 2014, dia sempat dikontak seorang calon klien dari India. ”Sayangnya, waktu itu ada desainer lain yang lebih dahulu dapat kontraknya,” terangnya.

Tapi, rezeki yang lebih besar ternyata datang belakangan. Awal tahun ini Coca-Cola Jerman menghubunginya untuk proyek menggambar para pemain Nationalmannschaft. Desain WPAP yang dikerjakan Gilang dianggap memiliki karakter garis yang kuat dan dinamis. Jadi, bisa selaras dengan semangat yang berusaha diembuskan kepada tim asuhan Joachim Loew itu.

Jerman, seperti diketahui, akhirnya melaju hingga semifinal sebelum dihentikan tuan rumah Prancis. ”Saya bangga rasanya karena ini proyek kerja sama perdana dengan sebuah perusahaan,” ujar Gilang.

Gilang mengaku, hasil pekerjaannya tidak mendapatkan banyak koreksi dari pihak Coca-Cola Jerman. ”Mayoritas revisinya dimensi muka pemain,” katanya.

Wedha Abdul Rasyid sebagai founder WPAP bangga atas prestasi Gilang. Apalagi, desain kemasan edisi khusus Euro tersebut menjadi incaran para kolektor yang ingin menyimpannya sebagai memorabilia.

”Ini menjadi cita-cita saya sejak lama bahwa WPAP bisa mendunia melalui karya anak muda seperti Gilang,” kata Wedha.

Sejauh ini, WPAP juga berkembang cukup pesat. Bukan hanya di Jakarta, tapi juga beberapa kawasan lain. Termasuk di Solo yang dipandegani Gilang dan para pegiat seni lainnya.

Menurut Gilang, komunitas WPAP di Solo kini dihuni para desainer muda yang punya militansi tinggi. Semangat mereka semakin membuncah seiring keberhasilan Gilang mendapatkan kepercayaan dari Coca-Cola.

”Dulu banyak yang senior, tapi sekarang sudah banyak yang kerja. Sekarang yang muda banyak yang masuk,” katanya.

Tinggalkan Balasan