bandungekspres.co.id, GARUT – Ribuan warga Desa Mekarmukti, Kecamatan Talegong mengalami kesulitan air bersih. Di musim kemarau mereka harus mengambil ke sumber air yang jaraknya mencapai 7 kilometer.
Kepala Desa Mekarmukti, Soli Armana, mengatakan, jumlah warganya sebanyak 1.420 keluarga atau lebih dari 3.900 jiwa terbagi dalam empat dusun dengan luas wilayah sekitar 13.000 hektare.
Dia mengatakan, dari empat dusun yang ada di wilayah yang dipimpinnya sebagian besar warganya sebanyak 63 persen kesulitan air bersih, terutama Dusun Citamiang. Dari 1.420 keluarga, sebanyak 900 keluarga atau sekitar 2.500 jiwa mengalami kekurangan air bersih karena kekeringan yang melanda di musim kemarau.
”Pada Sabtu (25/6) kemarin kita mendapatkan bantunan sumur bor di SMP Negeri 2 Talegong dari Bazis (Badan Pengelola Zakat, Infak, dan Sedekah) salah satu bank milik BUMN. ini merupakan bantuan pertama yang diperoleh desanya. Kita sangat bersyukur atas perhatiannya dan kami berharap perhatian dan bantuan seperti ini berkelanjutan demi kesejahteraan masyarakat,” paparnya, kemarin (26/6).
Sebelumnya, diakui Soli Armana belum pernah mendapatkan bantuan untuk pemenuhan air bersih di desanya. Sehingga setiap kemarau mau tidak mau warganya harus berjuang mengambil air. Dengan adanya bantuan sumur bor tersebut, dia berharap agar warganya teringankan beban.
Feri Suranto, fasilitator bantuan sumur bor di Talegong mengatakan, untuk bisa mendapatkan air harus mengebor hingga kedalaman 80 meter dengan menghabiskan dana Rp 185 juta. Sengaja pihaknya memberikan bantuan sumur karena sesuai dengan rekomendasi dan kebutuhan masyarakat akan air bersih yang sulit didapatkan selama kemarau.
”Selanjutnya, harus ada pemeliharaan sumur untuk mengantisipasi ketika air susah dengan cara dibentuk kelompok yang memelihara sumber air tersebut agar ada rasa memiliki,” tuturnya.
”Selain pengadaan sumur bor kita juga memberikan pendampingan selama enam bulan agar masyarakat memelihara sumur tersebut, semoga keberadaan sumur tersebut dapat meningkatkan kualitas hidup warga,” tambahnya.
Dia menyebutkan, dengan adanya air bersih, perilaku buang air sembarangan makin berkurang karena sadar akan pentingnya hidup bersih. Selama ini, Ferry menilai pengetahuan warga masih kurang mengenai cara menyalurkan air dari sumbernya, termasuk perilaku sehat masyarakat juga masih kurang karena air terbatas, sehingga sebagian masyarakat kurang memperhatikan sanitasi.