bandungekspres.co.id, SUMUR BANDUNG – Pemindahan patung Dinosurus dari Plaza Alun-alun Ujungberung ke Taman Lansia dianggap sudah tepat dan menjadi sarana edukasi baru. Pasalnya, Taman Lansia terletak di depan Museum Geologi.
Kepala Dinas Pemakaman dan Pertamanan (Diskamtam) Kota Bandung Arif Prasetya mengungkapkan, pemindahan yang dilakukan pada Minggu (19/6) itu karena adanya penolakan dari sebagian tokoh dan budayawan Bandung Timur. Mereka menyebut patung dinosaurus tidak sesuai dengan konsep Sundanopolis.
Padahal, patung binatang purbakala tersebut, sebut Arif, merupakan hadiah Wali Kota Bandung Ridwan Kamil untuk warga Bandung Timur. Terkait dipilihnya Taman Lansia, terang Arif, sekedar pertimbangkan luasan lahan saja. Taman Lansia miliki luas tidak kurang dari 800 meter persegi. Namun, secera kebetulan berhadapan dengan gedung Museum Geologi.
Kelengkapan wahana permainan, wahana interaktif di tempat itu jadi makin dekat untuk sarana anak-anak. ”Konsepnya seperti taman-taman yang lain,” imbuh Arif.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyatakan, putusan memindahkan replika dinosaurus, bukan atas dasar musyawarah dulu, baru dipindah. Tetapi, perkara ini dibalik, dipindahkan dulu baru musyawarah. ”Poinnya, ini jadi pelajaran saja,” kata Ridwan Kamil.
Pria yang akrab disapa Emil ini mengungkapkan, bila dikemudian hari ada masyarakat yang keberatan atas dipindahkannya replika dinosaurus, dirinya mempersilakan warga mengajukan keberatan. Sebab, putusan itu atas hasil musyawarah dengan para tokoh masyarakat Ujungberung.
”Masyarakat yang diwakili tokoh merasa keberatan dan menolak, atas beberadaan replika dinosaurus masak kita memaksakan,” ujar Emil.
Saat didesak pembuatan patung itu, Emil mengungkapkan, replika sengaja ditempatkan di Alun-alun Ujung Berung, agar warga dapat dengan mudah berfoto.
Sehingga, kehadiran replika dinosaurus diharapkan menjadi sarana edukasi bagi masyarakat serta wisata gratis. ”Walau cuma patung, tadinya diharapkan masyarakat sekitar terhibur dan secara tidak langsung hal itu akan meningkatkan indeks kebahagiaan,” pungkas Emil. (edy/fik)