bandungekspres.co.id, REGOL – Pembahasan terkait pilot project baja bergelombang flyover di Kota Bandung, rencananya akan dimulai minggu depan. Pembangunan flyover tersebut akan dilakukan di kawasan Antapani, tepatnya persimpangan Jalan Terusan Jakarta dan Jalan Jakarta.
Jalan tersebut dipilih berdasarkan tingginya volume kendaraan dan resiko kecelakaan yang dinilai sudah tidak lagi kondusif. Hal itu dikatakan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, saat menerima tim Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan Kementerian Pekerjaan Umum di Pendopo Kota Bandung, belum lama ini.
Dia menjelaskan, pembangunan proyek senilai Rp 40 miliar itu akan memakan waktu tidak kurang dari enam bulan. Untuk itu, sahut pria yang akrab disapa Emil ini, pihaknya meminta pengertian dan dukungan warga Kota Bandung untuk bersabar terdampak pembangunan flyover.
’’Kepada warga Antapani, Arcamanik, dan lainnya di timur Bandung mohon kesabaran dan pengertiannya untuk menyesuaikan selama enam bulan ke depan,’’ tukas Emil, dalam unggahannya di akun Facebook pribadinya.
Untuk mengantisipasi kemacetan lalu lintas, Emil menginstruksikan Dinas Perhubungan Kota Bandung dalam mengatur rekayasa jalan. Beberapa pengaturan lalu lintas akan segera disiapkan Dishub agar kemacetan akibat pembangunan tidak terlampau parah. ’’Tolong atur beberapa opsi jalur lalu lintas untuk antisipasi,’’ ujar Emil
Flyover dengan panjang jembatan 44 meter, tinggi 5,1 meter, dan lebar 9 meter tersebut rencananya akan mendapat sentuhan desain dari Emil sendiri pada proses akhirnya.
Atas rencana pembangunan flyover Jalan Jakarta, Ketua Komisi C DPRD Kota Bandung Entang Suryaman menilai, pembangunan pasti akan menimbulkan kemacetan yang parah. Tetapi, jangan sebatas mengeluh di tahap pembangunan. Lihat hasilnya, kalau sudah beres bisa dirasakan bukan tidak mungkin dapat mengurangi kemacetan. ’’Masyarakat bersabarlah kalau sudah enam bulan terdampak pekerjaan akan mengurangi kemacetan,’’ kata Entang, kemarin.
Kendati demikian, yang mendesak diperhatikan dalam pembangunan flyover, khususnya titik- titik kemacetan yang bersimpangan dengan jalur ke luar kota.
Untuk itu, yang perlu dilakukan bukan hanya pembangunan flyover tetapi hadirnya underpass sangat dibutuhkan. ’’Rencana membangun 30 titik flyover, diharapkan dapat segera terwujud. Minimal dalam setiap tahun dua titik bisa diwujudkan,’’ ucap Entang. (edy/vil)