bandungekspres.co.id, BANDUNG – Beberapa hari lagi umat muslim akan menghadapi Ramadan. Untuk sebagai atlet, kondisi berpuasa akan sangat menyita tenaga. Lantas bagaimana pendapat Surliyadin menanggi rutinitas puasa?
Pria yang sempat menjadi pemain timnas tersebut mengaku, tubuh akan mudah lelah dan letih. Sebab, banyak cairan tubuh yang hilang dalam aktivitas normal.
”Jumlah cairan tersebut akan keluar lebih banyak ketika seorang pemain menjalani latihan atau tanding,” papar Surliyadin kepada Bandung Ekspres, kemarin (2/6).
Jangankan untuk aktivitas berlatih, masyarakat awam biasanya agak malas menjalani rutinitas. Padahal olahraga sangat penting untuk kondisi fisik agar tetap bugar. ”Tidak usah berolahraga yang berat ketika menjalankan olahraga,” ungkapnya.
Menurut pemain JNE Bandung Utama ini, olahraga yang bisa dilakukan yaitu jalan cepat di antaranya bersepeda santai, taichi, atau yoga. ”Terlebih bukan pula jenis yang kompetitif agar tak sampai terkuras seluruh tenaga yang tersisa,” paparnya.
Bukankah tujuannya untuk mengejar degup jantung, dan bukan memeras keringat. Kelewat berkeringat malah mengancam terjadinya dehidrasi. Bagi yang berumur 25 tahun, detak jantung minimal sekitar 120 per menit.
Menurut dia, tipe olahraga tersebut masuk dalam kategori low impact. Sementara pada zona aerobic, biasanya menyita rata 60 persen hingga 80 persen tenaga. Makanya, rutinitas latihan pun baiknya, kata dia, dilakukan tiga hingga lima kali dalam sepekan dengan durasinya 30 menit.
Tips agar kegiatan olahraga tersebut tidak lantas cepat menguras tenaga, kata dia, memerhatikan lokasi olaharaga. Baiknya, di lokasi yang sejuk. ”Lebih baik lagi, olahraga tersebut dilakukan satu jam sebelum berbuka,” ungkapnya.
Dia menilai, satu jam sebelum berbuka menjadi waktu yang baik untuk berkeringat. ”Alasannya, jika kemungkinan kehabisan gula dalam darah bisa segera tergantikan saat berbuka,” ucapnya.
Dia menjelaskan, ketika berpuasa kadar gula dalam darah berada pada level rendah. Tergantung seberapa cukup cadangan gula dalam hati, dan seberapa memadai asupan kalori selama sahur.
”Kalau selama berolahraga merasakan gelap dan berkunang-kunang, kemungkinan gula darah turun. Nah, itu jangan terlalu dipaksakan,” urainya.
Dengan demikian, kata dia, seseorang yang berolahraga berat bisa mengurangi risiko dehidrasi dan pingsan karena anjloknya gula darah. ”Makin rendah cadangan gula dan makin kecil porsi waktu sahur, maka makin cepat gula darahnya turun,” pungkasnya. (nit/rie)