bandungekspres.co.id, BANDUNG – Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menilai, Indonesia tidak bisa disamakan dengan negara lain. Sebab, Indonesia lebih memiliki karakter tersendiri yang harus dipertahankan.
Penegasan itu sendiri, bagi dia, terpatri pada Pancasila yang menjadi identitas bangsa Indonesia. Ini yang kemudian, membedakan Indonesia dengan negara lain.
”Indonesia dimirip-miripkan dengan Amerika. Digeser supaya mirip barat, Tiongkok enggak bisa. Kita punya identitas. Identitas ini yang mejadikan kita istimewa dibanding lainnya,” papar Ridwan Kamil usai menghadiri Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat di Gedung Merdeka, Kota Bandung, kemarin (30/5).
Dia mengatakan, peringatan Pancasila menjadi bagian penting yang harus disosialisasikan ke masyarakat. Dengan harapan, Indonesia menjadi bangsa maju dan mandiri sesuai ide dan harapan Bung Karno.
”Makanya Bung Karno sudah jelas dalam pidatonya bahwa indonesia politik berdaulat bebas aktif. Ekonominya harus berdikari tidak bergantung pada orang lain. Ketiganya harus punya kebudayaan yang punya kepribadian,” paparnya lagi.
Menurutnya, Pancasila merupakan ideologi bangsa yang tak hanya sekadar dihapal. Tapi juga diimplementasikan dalam kehidupan khususnya program kebijakan bagi pemerintahan.
Tak hanya itu, pria yang akrab disapa Emil tersebut, generasi muda saat ini harus bisa menerjemahkan Pancasila ke dalam hal-hal kekinian, yang lebih relevan.
”Selama saya menjadi wali kota Bandung bagaimana caranya menterjemahkan Pancasila,” katanya.
Pada kesempatan yang sama Sekretaris Jenderal Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR, Ma’ruf Cahyono memaparkan, sangat mengapresiasi langkah yang dilakukan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Dia menilai, sosok Emil terus melakukan ”membumikan Pancasila”.
Ma’ruf menilai, memang sudah seharusnya sebagai kepala daerah sebagai pemangku kebijakan untuk bisa menerjemahkan Pancasila. ”Saya sangat mengapresiasi langkah wali kota Bandung karena telah menerapkan Pancasila dengan konsep kekinian,” ungkap Ma’ruf.
Dia menegaskan, tujuan rangkaian peringatan Pidato Bung Karno, khususnya acara bicara buku ini adalah untuk menerjemahkan Pancasila ke dalam semua dimensi strategis. ”Termasuk politik dan ekonomi rakyat,” tegasnya.
Sementara itu, dalam didiskusi tersebut antara lain dibahas beberapa kajian. Di antaranya ”Bung Karno, Menggali Pancasila” dan ”Membangun Dunia Kembali”.