Di tempat yang sama, Gubernur Ahmad Heryawan menyambut baik atas inisiasi program ini. Sebab selama ini ketersediaan pangan kerap muncul bukan pada suplai atau permintaannya, namun dalam penyaluran atau distribusinya.
”Kita sambut baik program Kementerian Pertanian yang memangkas rantai pasokan. Dan suplai dan diharapkan dampaknya pasti akan lebih murah,” tutur Heryawan.
Heryawan brpendapat, ada dua manfaat dengan pemberlakukan program ini. Yaitu harga pangan di tingkat petani bisa dinaikan dan kedua akan ada keuntungan untuk konsumen bahkan akan segera. ”Semoga, kedaulatan pangan segera terwujud,” ujarnya.
Dia mengatakan, di Jawa Barat akan ada 144 TTI yang tersebar di 22 kabupaten/kota. Anggaran yang dibutuhkan untuk membangun satu TTI mencapai Rp 200 juta. Biaya ini untuk infrastruktur atau fisik, termasuk biaya modal.
”Kita ingin petani juga ikut merasalkan perolehan harga dari hasil produsinya dan konsumen juga bisa tersenyum dengan memporeleh harga yang wajar,” ucap dia.
Sementara itu, Ketua Komisi IV yang ikut dalam rombongan Edhy Prabowo menuturkan, program ini sebagai upaya aktif pemerintah dalam mendekatkan produsen ke konsumen atau masyarakat. Bahkan dapat dikatakan sebagai terobosan dalam menjaga ketahanan dan stabilitas harga pangan nasional.
”Program ini harus kita jaga bersama-sama, saya pikir tidak hanya oleh menteri, gubernur. Tapi semua lapisan masyarakat,” ucap Edhy.
Dia mengaku, tidak mempermasalhkan apabila menteri pertanian dan gubernur akan mengurusi masalah distribusi. Apalagi hal ini merupakan usaha dari Kementan dalam mempertahankan ketersediaan pangan di Indonesia.
”Saya pikir tidak perlu khawatir, karena sebagai menteri yang membawahi produksi pangan di Indonesia. Kementan punya kewajiban juga untuk mengamankannya,” kata dia. (yan/rie)