”Kerjasama ini sangat penting untuk bisa memberantas adanya praktik match fixing selama kompetisi. Jadi, apa yang baru kami lakukan tadi bukan sekedar rekomendasi tapi juga keterlibatan bersama. Kami bersama-sama terlibat tetapi dalam peran masing masing,” kata pria yang juga CEO PT Liga Indonesia ini.
Menurut pria asal Ngawi, Jawa Timur ini, perjanjian yang mereka lakukan bersama BOPI tersebut hanya berlaku bagi PTGTS serta kompetisi yang bertemakan ISC. Artinya, bila dikemudian hari kompetisi dijalankan lagi oleh PT Liga, maka perjanjian itu akan gugur dengan sendirinya. ”Tapi, kami menjamin bahwa kompetisi ISC ini akan berjalan hingga tuntas,” tandasnya. (ben/rie)