Jalan Konservasi, Cara Para Penyelam Tidore ”Menyentil” Pemerintah

Wisata lautnya berupa menyelam di Tanjung Soa Sio melihat pecahan guci-guci peninggalan kapal karam Spanyol. Spanyol yang memburu cengkih dan pala memang sudah menginjakkan kaki di Tidore pada 1512. Bagi Rio dan kawan-kawan di KBC, semua yang mereka lakukan itu merupakan cara ”protes” paling ampuh untuk mengingatkan pemerintah setempat tentang potensi Tidore.

”Di sekitar Tidore dan Maitara ini masih bisa ditemukan hiu. Itu menunjukkan bahwa rantai makanan di sini masih amat baik. Jadi, tidak berlebihan jika semua pihak harus urun rembuk menjaganya,” tutur dia.

Sentilan tersebut rupanya didengar duet Wali Kota Ibrahim dan Wakil Wali Kota Muhammad Sinen yang dilantik Februari lalu. Kebetulan, Senin juga penggemar selam. Saat peringatan hari jadi Tikep 12 April lalu, dia ikut menyelam bareng para anggota KBC. ”Visi KBC sinkron dengan misi pemkot yang ingin menjadikan Tidore sebagai kota maritim dan destinasi wisata. Terutama wisata bahari,” ujar Sinen ketika itu.

Karena itu, Sinen menjanjikan Pemkot Tikep selalu membuka diri terhadap program-program yang dihelat KBC maupun kelompok pro lingkungan lainnya. ”Semua ini demi kebaikan Tidore,” tuturnya. Janji Sinen itu jelas kabar baik bagi KBC dan warga di sana. Juga untuk ”warga” yang tinggal di bawah laut Tidore. Mulai Nemo fish, angel fish, lion fish, hiu, hingga koral mereka yang berwarna-warni. (*/JPG/c9/ttg/rie)

Tinggalkan Balasan