bandungekspres.co.id, BALEENDAH – Penyuplai lukisan provinsi Bali merupakan seniman Kabupaten Bandung yang tergabung dalam Komunitas Pelukis Muda Jelekong (KPMJ), Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung. Mereka sempat gulung tikar ketika bom Bali terjadi tahun 2002 lalu. Bahkan gulung tikar itu juga terjadi manakala pemerintah tidak memperhatikan nasib pelukis itu.
Ketua KPMJ Iman Budiman mengaku, kondisi para seniman lukis di wilayah tersebut sudah sangat memperihatinkan. Modal usaha yang dijanjikan sejumlah pengusaha dan pemerintah ternyata tidak pernah ada realisainya. Iman mengatakan, bersama pengurus KPMJ lainnya meminta agar pemerintah memperhatikan keberadaan pelukis di kawasan Kelurahan Jelekong tersebut.
”Rasa khawatir seniman tersebut muncul jika Bali tak lagi memesan lukisan karena alasan harganya yang turun drastis. Untuk mempertahankan profesinya sebagai seniman lukis, KPMJ melakukan pendekatan dengan sejumlah instansi pemerintah dan swasta agar bisa memperoleh bantuan modal usaha,” keluhnya kepada Bandung Ekspres di Jelekong, kemarin (17/4).
Usaha yang dilakukannya itu terus mandek dan tidak ada kelanjutannya jika pemerintah tak lagi peduli terhadap mereka. Bahkan pihaknya pernah dimintai dibuatkan proposal kepada sejumlah instansi pemerintah dan swasta. Tapi usahanya belum ada realisasinya. ”Akibatnya kami khawatir jika terus terusan begini, para seniman di jelekong ini akan gulung tikar. Jika demikian maka ratusan penganggur akan bertambah,” tambahnya.
Upaya untuk meminta bantuan pinjaman modal telah dilakukan sampai ke tingkat menteri. Para pengurus KPMJ datang ke Jakarta dan Provinsi Jabar untuk menemui para pejabat dan sejumlah dinas terkait dengan kucuran bantuan tersebut. Namun sayang, langkah mereka lagi-lagi terhenti. ”Alasannya proposal yang diajukan oleh kami tidak lengkap, sehingga kami terpaksa bolak balik ke Jakarta dan provinsi Jabar. Bahkan Dede Yusuf yang sempat menjanjinkan bantuan pinjaman ternyata tidak ada realisasinya juga. Jadi harus kemana lagi kami meminta bantuan pinjaman modal ini,” tuturnya.
Dijelaskannya, seniman lukis yang ada di jelekong jumlahnya mencapai seribu orang. Mata pencaharian dari keterampilan melukis itu didapatkan warga setempat secara turun temurun warisan orang tuanya. Kondisi ini berdampak pula terhadap pendidikan yang dimiliki para seniman tersebut. Berdasarkan data yang dihimpun KPMJ sebanyak 80 persen seniman lukis itu lulusan sekolah SD dan SMP. sebanyak 60 lulusan SD dan 20persennya lalgi lulusan SMP. Sumber daya manusia para pelukis tersebut dikatakan memprihatinkan karena terbentur oleh biaya untuk melanjutkan sekolah tersebut. (gun/fik)