PKL Purnawarman Geruduk Pemkot Bandung

bandungekspres.co.id – Puluhan pedagang kaki lima (PKL) Purnawarman yang direlokasi ke basement Bandung Elektronic Center (BEC) menggelar aksi unjuk rasa di depan Penkot Bandung, Jalan Wastukencana, kemarin (21/3). Mereka menganggap relokasi ke basement malah menimbulkan masalah baru bagi para PKL.

Perwakilan PKL Purnawarman Deni Setiawan mengatakan, basement bukan tempat yang sehat. Beberapa rumah tangga PKL bercerai  karena disinyalir salah satunya gara-gara  relokasi. Pasalnya, penghasilan mereka menjadi tidak jelas.

”Kita punya hak untuk hidup berusaha. Bukan kami menolak, tapi yang kami inginkan lokasi yang layak. Bukan hanya Bandung Juara, tapi kami ingin jadi PKL Juara,” ujarnya.

Dia menuturkan, PKL memiliki hak untuk hidup. Menurutnya, Pemerintah Kota Bandung masih gagal jalankan amanat konstitusi. ”Pembangunan di Kota Bandung menciptakan kesenjangan,” serunya.

Sektor informal, lanjutnya, mampu menyumbang 56 persen pemasukan negara dan tenaga kerja. Sehingga, penggusuran merupakan bentuk penghancuran sektor informal.

Dia menilai, Perda Nomor 4 tahun 2011 tentang penataan dan pembinaan PKL dan Peraturan Wali Kota Nomor 888 tahun 2012 tentang pembinaan PKL belum peroleh hasil yang memuaskan. Tim Satuan Tugas Khusus (Satgasus) yang diketuai Wakil Wali Kota Bandung Oded M. Danial justru terlantarkan PKL dan membingungkan dalam relokasi.

Dia menambahkan, penggusuran agar tidak kelihatan massif dibungkus slogan keindahan dan ketertiban. Padahal itu sangat klise. ”Harusnya Pemkot Bandung mengontrol pembangunan mal. Itu sungguh ironis, sebab memarginalkan usaha informal,” ujarnya.

Sementara itu, Diki, perwakilan PKL BIP menuduh penggusuran dan relokasi hanya pencitraan saja. Sebab, hasilnya hidup PKL jadi lebih buruk. Dia meminta Pemkot mengevaluasi dan mengkaji ulang PKL Jalan Merdeka.

Perda dan Perwal untuk menyejahterakan, lanjut dia, bukan untuk menggusur dan merelokasi PKL. ”Kita akan melawan segala bentuk penggusuran. Hak kami sederajat dengan para pemodal. Penderitaan kami bentuk nyata,” tandasnya.

Sementara itu, Iwan Suhermawan, Ketua APPKL Kota Bandung menuturkan, pihaknya tidak terbiasa dengan tindakan anarkis. Dia sebagai sahabat wali kota dekat, berharap, kang Emil –sapaan Ridwan Kamil-, tidak terbawa arogansi birokrat. Sehingga, kebijakannya dapat ramah terhadap PKL. ”Bicara baik-baik dengan kami, jangan hanya bicara di atas meja. Saya tidak akan membiarkan ketidakramahan dengan mengorbankan anak buah,” tegas Iwan seraya mengancam akan terus mendatangi dan berujuk rasa selama tidak ada solusi. (edy/fik)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan