Ratusan perwakilan pelajar yang tergabung dalam Forum OSIS Jawa Barat (FOJB) mengelar aksi penolakan kampanye lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) di depan Gedung Sate, Jalan Diponegor Bandung, kemarin (20/3). Aksi tesebut dideklarasikan dengan membubuhkan tanda tangan di atas kain putih, setelah dikukuhkan menjadi calon anggota FOJB.
Mereka menyatakan sikap penolakan pada kampanye LGBT karena menilai hal tersebut perlu disembuhkan bukan dikampanyekan. Muhammad Rifai, salah seorang pengurus FOJB mengatakan, LGBT merupakan penyakit yang bisa disembuhkan. Jadi, kaum LGBT bisa kembali menjadi normal asalkan mereka ada keinginan untuk sembuh dan berusaha tidak kembali masuk ke dalam lingkungan para penyandang LGBT.
’’Mereka bisa disembuhkan asal ada kemauan untuk kembali hidup normal,’’ katanya kepada wartawan saat melakukan orasi.
Rifai mengungkapkan, agar mereka bisa sembuh tentu saja diharapkan peran serta dari masyarakat. Hal itu untuk merangkul komunitas LGBT agar sembuh.
’’Masalah LGBT ini menimbulkan polemik di masyarakat, namun demikian kita harus bisa merangkul mereka. Agar mereka bisa disembuhkan dan jangan dikucilkan,’’ ungkapnya.
Rifai menegaskan, para penderita LGBT bisa cepat disembuhkan dengan cara menjauhi kelompok LGBT tersebut. Selain itu, secara eksternal butuh dukungan keluarga dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Agar bisa keluar dari komunitas itu, harus diawali oleh orang-orang terdekat lebih dahulu.
’’Yang paling utama keluarga dan orang terdekat yang pertama harus bisa merangkulnya, sehingga nantinya mereka (LGBT, red) akan merasa diterima oleh lingkungan sekitar,’’ jelas Rifai.
Lebih lanjut Rifai berharap, demi menunjang kesembuhan, penderita homoseksual selain harus berkonsultasi kepada psikolog atau psikiater, pemerintah juga diharapakan harus menggalakkan sosialisasi bimbingan konseling untuk para pengidap penyakit LGBT tersebut. ’’Pentingnya peran serta pemerintah dalam penyembuhan para penderita LGBT,’’ pungkasnya. (dn/fik)