Salahkan Alihfungsi Lahan Hutan

Banyak Terjadi di Hulu hingga Hilir

bandungekspres.co.id – Terjadinya Banjir yang melanda Kabupaten Bandung disebabkan adanya kerusakan di wilayah hulu sungai Citarum dan kawasan Bandung Utara. Sebab, saat ini kondisi dua kawasan tersebut telah rusak parah.

Kepala Badan Penanggulangan Linglungan Hidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat Anang Sudarna mengatakan, banjir kali ini tergolong sangat parah. Sebab, dari tahun ke tahun memang Bandung selatan sudah menjadi langganan banjir. ”Tapi kali ini bencana banjir yang terjadi sudah meluas ke daerah lainnya,” tutur Anang kepada wartawan kemarin (14/3).

Dia mengatakan, sebelumnya hanya daerah Dayeuhkolot dan Baleendah saja yang kerap dilanda banjir. ”Tapi kali ini sampai Arjasari, kutawaringin bahkan sebagian Banjar, Soreang,” jelas Anang ketika ditemui di Gedung Sate.

Menurutnya, kondisi ini terjadi akibat akibat rusaknya ekosistem di hulu sungai Citarum di Kecamatan Kertasari Pangalengan dengan banyaknya terjadi perambahan hutan yang berubah fungsi menjadi ladang petani sayur milik warga.

Selain itu, kondisi kawasan Bandung utara sebagai daerah resapan air kemungkinan kondisinya sudah tidak bisa lagi menampung air. Ini akibat banyaknya pembangunan secara serampangan.

Anang menyebutkan, perambahan hutan terjadi dari tahun ketahun semakin meningkat bahkan dalam satu tahun terakhir berdasarkan data yang di survei timnya perambamhan terjadi sampai 5.000 ha yang berubah fungsinya dari hutan lindung menjadi areal perkebunan dan pertanian.

Kondisi beberapa wilayah seperti di Gunung Bedil dan daerah Gambung adalah kawasan yang telah berubah fungsinya bahkan dataran tinggi tersebut berada di tinggian 2.100 mdpl ini telah rusak hampir seluruh kawasan.

Anang mengaku heran. Sebab, dari hasil survei yang dilakukan timnya beberapa waktu lalu, kawasan tersebut merupakan areal milik PT Perhutani. Tetapi entah kenapa lahan yang seharusnya menjadi kawasan hutan lindung ini menjadi areal perkebunan dan pertanian milik warga.

Akibatnya, lanjut dia, sudah bisa dipastikan daerah yang seharusnya menjadi resapan air tidak bisa optimal. Sehingga dengan curah hujan tinggi banyak air disertai lumpur terbawa sampai pada sungai Citarum.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan