Folmer menegaskan, dalam dua terakhir mendapat laporan dan masukan peristiwa banjir di Bandung. ”Tidak semata di wilayah Gedebage, tetapi banyak titik banjir yang timbulkan kemacetan lalu lintas,” tutur politikus PDI Perjuangan itu.
Dalam penilaian dia, banjir yang terjadi kemarin sungguh mengecewakan. Kucuran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bandung tahun 2016 untuk mengangani banjir kota nilainya mencapai hingga Rp 60 miliar. Kenyataan di lapangan masyarakat jadi korban.
”Ini perlu kajian menyeluruh, sebab Kota Bandung baru saja mendapat piala kota bersih. Piala Adipura membawa banjir di Adipura. Itu sungguh ironis,” pungkas Folmer.
Sementara itu, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyempatkan diri mengontrol lokasi banjir di perumahan Bumi Adipura tahap 4, di Kelurahan Rancabolang, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, kemarin (13/3). Banjir yang terjadi dini hari itu sempat menggenangi ratusan rumah di cluster 4,5 dan 6.
Meski harus kukucuprakan berjalan di jalan yang digenangi air setinggi 20-30 sentimeter, pria yang akrab disapa Emil itu tetap mengecek satu per satu lokasi yang kebanjiran.
Emil pun mendengarkan keluhan demi keluhan yang disampaikan oleh warga yang rumahnya sempat kebanjiran. Dia didampingi Camat Gedebage Bambang Sukardi dan Lurah Rancabolang Saiful Ahmad.
Kepada warga, Emil meminta agar bersabar. Menurutnya, Pemkot Bandung akan mencari solusi jangka pendek untuk mengatasi banjir. Sementara solusi jangka menengah dan panjang, termasuk rencana pembuatan danau raksasa di Gedebage, disebutnya tengah dalam proses.
”Kita upayakan untuk mencari solusi jangka pendek untuk mengatasi air ini. Sementara kita siapkan tiga pompa untuk menyedot air dan membuangnya ke saluran,” tutur Emil.
Banjir di kawasan Bumi Adipura tahap 4 itu merupakan kali pertama terjadi. Warga yang tinggal di sana sempat kaget karena banjir datang pada dini hari.
”Lumayan airnya sempat masuk ke rumah, sekitar 5 centimeter. Tapi sekarang kalau di rumah sudah surut. Tinggal di jalan saja. Mudah-mudahan ada solusi cepat dari pemerintah,” kata warga sekitar, Evy Damayanti. (edy/rie)