bandungekspres.co.id– Potensi tinggi investasi di pasar modal syariah terus digarap sekuritas, aset manajemen, dan perbankan. Hasilnya, rekening dana nasabah (RDN) investasi pasar modal syariah melesat 511 persen menjadi 4.908 investor pada akhir 2015.
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Nicky Hogan mengakui, potensi pasar modal syariah di Indonesia sangat besar. Meski demikian, edukasi dan sosialisasi masih harus dilakukan sehingga pemodal tertarik berinvestasi di instrumen syariah.
Saat ini terdapat sembilan perusahaan sekuritas anggota bursa (AB) yang telah memiliki sistem online trading syariah (SOTS). Selain itu, ada dua bank syariah yang menjadi bank administrator rekening dana nasabah.
Direktur Bank Syariah Mandiri (BSM) Edwin Dwidjajanto menyebutkan, hingga Februari lalu, BSM memiliki 2.256 rekening dana nasabah (RDN) syariah. Tahun ini BSM menargetkan pertumbuhan sekitar 1.000 investor RDN.
Untuk mempercepat literasi, BSM menjadikan nasabah prioritas sebagai target investor instrumen pasar modal syariah. Saat ini BSM mempunyai 11 ribu nasabah prioritas dan 6 juta nasabah reguler. ’’Kami tetap melakukan sosialisasi kepada nasabah secara umum, khususnya nasabah BSM,’’ jelasnya.
Direktur Utama Mandiri Sekuritas Abiprayadi Riyanto meyakini instrumen investasi di pasar modal syariah sudah mulai menjadi kebutuhan masyarakat. Karena itu, edukasi akan makin mudah. Dari sisi infrastruktur, perusahaan sekuritas lokal terbesar di Indonesia itu telah membekali diri dengan Mandiri Sekuritas Online Trading Syariah (MOST Syariah). Sistem tersebut digunakan nasabah untuk bertransaksi saham yang terdaftar di indeks saham syariah Indonesia (ISSI).
Saat ini terdapat 318 saham emiten yang diperdagangkan melalui ISSI dan dapat ditransaksikan dengan memakai MOST Syariah. Abipraya menyatakan bahwa mayoritas investor pasar modal syariah adalah investor ritel. (gen/c14/jpnn/fik)