Dirjen EBTKE Kementerian ESDM Rida Mulyana menambahkan, untuk mempercepat penerangan kawasan Timur tidak bisa dilakukan sendiri. Sebab, uang APBN sangat terbatas. Menurutnya, uang negara hanya bisa untuk menerangi 120 titik saja per tahun. ’’Itu berarti, kalau pakai uang APBN saja, butuh 100 tahun menerangi semua,’’ ungkapnya.
Tapi, pemerintah tidak mungkin membiarkan itu. Percepatan menjadi program yang tidak bisa dihindarkan lagi. Melalui EBT, dan penggunaan dana dari berbagai penjuru, termasuk pihak swasta disebutnya target lima tahun tidak berlebihan.
Dirjen Ketenagalistrikan Jarman juga optimistis proyek itu bisa selesai. Sebab, pertumbuhan elektrifikasi pada 2015 sudah mencapai 4 persen. Dari rasio elektrifikasi 84 persen menjadi 88 persen. Angka itu lebih tinggi dari target pemerintah yang mematok pertumbuhan listrik setahun 2,5 persen.
’’Ini komitmen kami, pada 2019 rasio elektrifikasi sudah 97 persen. Kalau perlu, lebih,’’ ucapnya. (dim/sof)