Longsor TPA Leuwgajah Jadi Inspirasi Bangsa Ini

Mengenang Sebelas Tahun Longsor Sampah Leuwigajah

 

“Gusti Nu Maha Tuggal Jirim Jisim Nampi Cipta Karsa Gusti Teu Aya daya pangawasa aging ku pangersa Gusti Mugai Jiim Jisim dikersakeun midamel Slirpuri Samudaya Karsa Gusti.Anu Dijajap Karsa Gusti Anu Ngajaappangersa Gusti Rahayu…Rahayu…Rahayu”.

Bubun Munawar, Cireundeu

Sebait doa yang dilantunkan dalam Bahasa Sunda tersebut diucapkan warga Kampung Cireundeu Kelurahan Leuwigajah Kecamatan Cimahi Selatan, usai seorang Usadz membacakan tahlil, tahmids dan takbir untuk mendoakan para arwah korban longsor TPA Leuwigajah yang terjadi pada Senin, 21 Februari 2005 lalu.

Kemarin, menandai Peringatan Sebelas Tahun Longsor Sampah, yang digelar Warga Kampung Cireundeu Kelurahan Leuwigajah Kecamatan Cimah Selatan. Tidak hanya doa, perhelatan juga diisi dengan dengan tabur bunga di bukit terjadinya longsor.

Suasana berkabung terasa di Minggu pagi tersebut. Sebab, kejadian tersebut masih membekas bagi saksi mata, ratusan warga, pelajar, mahasiswa hingga lembaga organisasi masyarakat. Ini juga menjadi bagian dari peringatan 21 Februari yang dijadikan sebagai Hari Sampah Nasional.

Peringatan Longsor TPA Leuwigajah yang dilakukan setiap tahun ini, menjad inspirasi bagi bangsa ini untuk lebih peduli terhadap sampah.

”Meskipun kejadian longsor sampah di kampung kami menelan 157 jiwa saudara-saudara kami. Hal ini membawa hikmah bagi bangsa ini untuk lebih peduli lagi terhadap sampah,” tutur tokoh masyarakat adat Kampung Cireundeu Asep Abas, kemarin.

”Semua pihak menjadi terinspirasi agar sampah yang dianggap sudah tidak berguna, jika tidak dielola dengan baik akan menjadi sebuah bencana bagi manusia,” tambahnya.

Menurut dia, peringatan longsor TPA Leuwigajah yang merupakan kejadian kedua di dunia ini bukan untuk menyalahka siapa-siapa. Tetapi agar kita semua bisa memetik hikmah di balik kejadian sebelas tahun silam.

”Biarkan saudara-saudara kami menjadi syuhada atas kejadian yang memilukan ini. Sebab, masih ada sekitar tujuh orang jasad korban yang sampai saat ini belum ditemukan,” ucap Asep.

Hikmah yang bisa diambl dari tragedi longsor TPA Leuwgajah juga mengingatkan kita agar selalu menyelaraskan antara alam dengan akivitas yang dilakukan oleh manusia. Sebab, manusia hanya mampu memanfaatkan alam yang dibuat Sang Pencipta untuk kehidupan di dunia ini.

Tinggalkan Balasan