bandungekspres.co.id – Pendidikan tinggi tak menjamin dapat memudahkan pencarian kerja. Masih banyak sarjana menganggur di negeri ini. Agar tidak terjadi tumpukan jumlah guru honorer di Kota Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) memproyeksi 3.500 lulusannya mengajar di Kota-kota terpencil hingga ke luar negeri.
”Sekarang di Kota Bandung ada 20.400 orang guru honorer. Belum lagi kemarin yang demo, artinya setiap tahunnya ada banyak penumpukan guru honorer,” katanya Kepala Humas UPI Yuliawan Kasmahidayat kepada Bandung Ekspres di ruang kerjanya belum lama ini.
Diakui olehnya, perguruan tinggi keguruan bukan hanya UPI, ada banyak perguruan tinggi yang menyediakan program keguruan. Belum lagi dengan lulusan non-pendidikan yang pada akhirnya menjadi guru.
Dia menganggap, proyeksian setelah lulus merupakan salah satu pemecahan masalah yang baik guna menanggulangi penumpukan guru di Kota Bandung. Dari proyeksian tersebut, lanjut dia, lulusan UPI bisa mencukupi kebutuhan guru di Indonesia, terutama di kota-kota terpencil. Seperti Aceh, Sumatra dan Kalimantan.
Dia menjelaskan, selama ini lulusannya sangat bersedia ketika harus diproyeksikan mengajar di wilayah terpencil. Akan tetapi, untuk proyeksi bekerja di luar negeri dianggap masih minim. ”Apalagi negara Jepang sendiri telah bekerjasama dengan UPI agar lulusannya nanti bisa merawat para orang tua di Jepang,” katanya.
Menurutnya, pihak perguruan tinggi telah melakukan langkah untuk mengurangi penumpukan guru. Dia berharap lulusannya nanti, setelah merantau bisa kembali ke kotanya masing-masing dan mengabdi di sana. ”Akan tetapi, tidak sedikit lulusan UPI yang bekerja tidak sesuai jalurnya,” tuturnya.
Hal tersebut, anggap dia, menjadi hal yang lumrah. Serta sering terjadi terutama pada fakultas seni. Walaupun begitu, pada tahun ketiga mereka mengaplikasikan ilmu kependidikannya. (nit/fik)