bandungekspres.co.id– Padepokan Mayang Sunda bekerja sama dengan Geulis Community menggelar pentas seni dan budaya di Car Free Day Dago, kemarin (14/2). Kepala Padepokan Mayang Sunda Ating Sudjana mengatakan, meskipun keberadan Padepokan Mayang Sunda cukup lama, namun masih banyak masyarkat Kota Bandung yang belum mengetahui keberadaan dan fungsi padepokan. Untuk itu, pihaknya mengadakan kegiatan pentas seni dengan harapan masyarakat bisa lebih mengetahuinya.
’’Dengan kegiatan ini saya harap masyarakat Bandung selain bisa mengetahui adanya Padepokan Mayang Sunda, juga bisa lebih mengenal dan mencintai seni dan budayanya,’’ kata Ating kepada Bandung Ekspres saat ditemui di lokasi kegiatan kemarin (14/2).
Ating menjelaskan, rangkaian kegiatan yang dipertunjukan dalam kesenian ini antara lain, pementasan lagu pembuka kegiatan Mayang Sunda, tari jaipong, barongsai, pencak silat dan pementasan alat musik karinding. Kegiatan ini sengaja dilaksanakan di daereh Dago karena merupakan daerah yang paling banyak dikunjungi wisatawan, baik dari sekitar Bandung sendiri maupun luar kota dan mancanegara.
’’Jadi kalau ada wisatawan yang melihat pertunjukan ini, diharapkan mereka menjadi tertarik dan bisa kembali berkunjung ke Bandung,’’ ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) Kota Bandung, Asep I.Y Wiryadipraja, memaparkan, kegiatan ini sebenarnya merupakan agenda rutin Padepokan Mayang Sunda dan Kompepar Kota Bandung. Karena sebagai instansi yang berkewajiban memberikan pencerahan pada masyarakat tentang seni dan budaya, harus bisa menarik dan memberikan pengetahuan pada masyarakat akan pentingnya mengetahui dan menghargai seni budaya yang diwariskan leleuhur mereka sebelumnya.
’’Masih banyak generasi muda yang tidak mengetahui asal seni dan budaya daerahnya sendiri. Hal ini tentu saja dengan kurangnya pementasan akan seni dan budaya,’’ paparnya.
Agus menegaskan, seperti salah satunya iket yang biasa digunakan oleh leluhur Sunda. Banyak orang yang tidak mengetahui bukan saja cara pemakaiannya, tapi juga filosifi tentang iket tersebut.
’’Dalam pementasan seni ini, kita bisa melihat bagaimana cara memasang iket kepala yang benar, dan mengetahui makna dari pemakaian iket itu sendiri,’’ pungkasnya. (dn/fik)