Legislator Tunda Bahas Raperda KeolahRagaan

Sementara itu, dalam rapat koordinasi Koni Kabupaten Bandung mengenai pembahasan anggaran Koni 2016, dikeluhkan pengurus cabang olah raga.

Sejumlah pengurus cabor mengatakan, anggaran Koni 2016 yang disampaikan oleh pengurus Koni hanya Rp 5 miliar. Sedangkan yang diusulkan Koni mencapai Rp 11,5 miliar.

”Bagaimana pembinaan akan berjakan dengan baik jika anggaran yang diajukan itu dipangkas oleh dewan. Sebab, kami yakin pembuatan anggaran sebesar Rp 11,5 miliar itu sudah sangat cukup untuk mendongkrak pembinaan para atlet kabupaten Bandung. Jadi kami kecewa dengan pemangkasan anggaran hingga 60 persen itu,”papar Yoyo Hartoyo, ketua Cabor Gulat Kabupaten Bandung.

Dikatakannya, dewan sebaiknya berkaca kepada daerah lain yang telah menunjukkan prestasinya di sejumlah kegiatan multi event olahraga. Kabupaten Bandung Barat misalnya, pada 2016 mengajukan anggaran sebesar Rp 14 miliar. Sedangkan Kabupaten Bandung hanya disetujui Rp 5 miliar.

Hal senada diungkapkan Syamsul, wakil Ketua Cabor Pertina Kabupaten Bandung. Dia akui, anggaran untuk cabor sebaiknya direvisi oleh dewan. Dengan anggaran untuk pembinaan ini, wakil rakyat ini harus merasakan kurangnya besaran anggaran.

”Kalau hanya Rp 5 miliar dan dibagikan kepada 40 cabang olah raga, mana mungkin cukup. Makanya kami yakin dewan juga akan mendengarkan keluhan para pimpinan cabor ini. Kami yakin prestasi akan membalas nilai uang yang dikeluarkan kepada para atlet,” tuturnya.

Ketua Koni Kabupaten Bandung Herda M Ghani membenarkan, jika anggaran yang diajukn ke dewan untuk pembinaan 2016 mencapai Rp 11,5 miliar. Namun dewan hanya menyetujui Rp 5 miliar.

“Anggaran itu diajukan dalam APBD murni. Namun demikian hanya Rp 5 miliar saja yang disetujui. Kami tak bisa berbuat apa apa kecuali kami mengajukannya lagi pada penetapan anggaran di APBD perubahan nanti,” ungkap Herda.

Rapat kordinasi tahun 2016 antara pengurus Koni dan pimpinan cabor itu berjalan mulus. Namun sejumlah pimpinan cabor mempertanyakan anggaran yang dirasakan kurang relevan dengan kepentingan olah raga kabupaten Bandung. Apalagi menjelang pelaksanaan PON 2016 Kabupaten Bandung menjadi tuan rumah di sebelas cabang olahraga, termasuk opening dan closing. (edy/gun)

Tinggalkan Balasan