Netty Lesmana tentang Optimisme Sektor Properti
Properti masih menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Asal situasi makroekonomi tetap stabil, sektor tersebut bakal terus memberikan kontribusi positif.
—
KOMISARIS Utama Puncak Group Netty Lesmana optimistis sektor properti masih akan tumbuh. Selain untuk investasi, kebutuhan kepemilikan hunian terus bertambah. Selain dari data-data industri yang memang mendukung, optimisme tersebut diwujudkan melalui kinerja Puncak Group, kelompok usaha yang dia dirikan bersama suaminya, Nanang Lesmana.
Baru mengawali proyek apartemen pada 2009, bisnis Puncak Group sudah melaju pesat. Riset Colliers International menyebutkan, hingga 2018 jumlah kumulatif apartemen Puncak Group di Surabaya diproyeksikan mencapai 8.270 unit. Jumlah itu setara dengan 32 persen dari total pasokan apartemen baru sebanyak 25.844 unit.
”Minat masyarakat pada apartemen masih sangat besar, baik sebagai investasi maupun untuk hunian. Properti itu kan investasi yang ada kepastian,” ujarnya.
Netty menyebutkan, kondisi perekonomian Indonesia saat ini bisa menjadi penopang. Indikasinya, Tiongkok dan Jepang berlomba melakukan investasi. Padahal, dua negara itu mengalami perlambatan ekonomi. ”Saya melihatnya simpel saja, mereka mau berinvestasi tentu sudah melewati kajian dan menilai ekonomi Indonesia berpeluang tumbuh. Pengusaha kita harus membaca peluang bagus ini, termasuk pengembang properti,” tuturnya.
Tugas pemerintah berikutnya ialah menjaga pertumbuhan ekonomi itu agar stabil. Salah satunya dengan penurunan suku bunga yang diyakini Netty bisa membuat iklim investasi lebih baik. Selain itu, roda ekonomi akan berputar cepat karena segala sektor mengalami dampak positif.
”Lebih cepat pemerintah melakukan penurunan suku bunga akan lebih baik,” imbuhnya.
Begitu pula stabilitas nilai tukar. Hal tersebut penting untuk membangun kepercayaan pasar dan mengurangi dampak bagi pengembang. ”Pelemahan nilai tukar itu pasti ada dampaknya meskipun sudah diantisipasi saat kontrak kerja dengan pihak ketiga. Semua tentu ada perhitungan dan proyeksinya,” jelas dia.
Stabilitas yang tidak kalah penting, tambah Netty, harus bermula dari pengusaha sendiri. Dia berharap pebisnis melihat sisi positif dari setiap kebijakan. Pengusaha yang mengedepankan pemikiran negatif bakal sulit berkembang dan bekerja dengan baik. Pemerintah tinggal memahami waktu yang tepat saat mengeluarkan kebijakan.