BPPTK LIPI Hadirkan Tempe dalam Wujud Baru

Untuk penyajiannya, cukup menyedu tiga sendok maka sari tempe kental manis ke air hangat. Kemudian tinggal diaduk dan diminum. Dalam satu takaran saji, mengandung nilai energi 158 kkal. Dia sekarang membuat sari tempe kental manis dalam dua varian, yaitu original dan coklat.

Angwar sempat membuat wedhang tempe dan meminum bersama-sama. Rasanya hampir mirip seperti susu kedelai. Tampilan airnya bening seperti teh untuk yang original dan berwarna coklat untuk yang rasa coklat. Awal Januari lalu perusahaan lokal bernama Umiyako Java Food menjalin kerjasama untuk memproduksi masal. ’’Mereka sekarang riset pasar dulu, kemungkinan bulan depan diputuskan produksi massalnya,’’ pungkasnya.

Ketua Yayasan Masyarakat Sadar Gizi Tirta Prawita Sari menyambut baik inovasi olahan tempe dari peneliti LIPI itu. ’’Yang terpenting tidak ada penambahan zat-zat kimia berbahaya di dalamnya,’’ katanya di Jakarta kemarin. Zat kimia yang dia maksud itu seperti pengawet dan pewarna non makanan.

Menurutnya masyarakat tentu ada yang merasa bosen ketika dihadapkan pada olahan tempe yang itu-itu saja. Apakah itu digoreng, direbus, dibakar, atau dikukus. Tetapi ketika ada inovasi yang mengubah wujud tempe menjadi pasta (konsentrat), tepung, dan sari kental manis, tentu akan membuat penyuka tempe memiliki alternatif lain.

Tirta menjelaskan tempe memang menjadi salah satu sumber protein nabati yang bagus. Kandungan kedelai di dalam tempe, bisa mencukupi kebutuhan protein di dalam tubuh. Dia lantas mengingatkan masyarakat produsen tempe, supaya membuat tempe dengan bersih dan sehat demi kebaikan bersama. (wan/asp)

Tinggalkan Balasan