bandungekspres.co.id– Pada April 2016, Paguyuban Ki Sunda Sawawa akan menggelar pasanggiri dan festival pencak silat yang dikolaborasikan dengan barongsai kesenian dari Tiongkok. Hal ini dilakukan agar memadukan kebudayaan antara Indonesia dengan Tiongkok jadi jauh lebih meriah.
Ketua Umum Paguyuban Ki Sunda Sawawa Ibrahim Aji mengatakan, festival pencak silat memang mendapatkan respon yang luar biasa dari masyarakat sehingga akan lebih meriah jika dikolaborasikan dengan kesenian dari negara lain. ’’Awalnya kami berencana festival pencak silat ini hanya untuk wilayah Kabupaten Bandung Barat. Tapi, lantaran respon dan sambutan yang meriah jadinya kita perluas pesertanya hingga kabupaten/kota di Priangan,” katanya di Desa Cipatik, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, kemarin.
Menurut dia, dengan adanya kolaborasi dengan barongsai akan memberikan penampilan yang baru. Bahkan, masyarakat yang melihat festival ini akan terkejut dengan berbagai penampilan yang ditunjukan. Hal ini juga dilakukan agar penampilan pencak silat memiliki hal baru jika dikolaborasikan dengan barongsai.
Dirinya menjelaskan, pencak silat bisa dipadukan dengan barongsai karena pemainnya sama-sama harus bisa akrobat. Pesilat memikiki kelincahan saat memainkan jurus-jurusnya, juga bisa melakukan akrobatik. ’’Kolaborasi pencak silat dan barongsai merupakan salah satu penampilan dari berbagai pertunjukan lainnya yang siap ditampilkan,” paparnya.
Dia menerangkan, Paguyuban Ki Sunda Sawawa tidak hanya pada bidang seni budaya juga bergerak dalam bidang sosial, ekonomi, pendidikan, dan agama. Untuk seni budaya baru aktif pada pelestarian pencak dan rampak gendang. ’’Kami menjadi bapak angkat pencak silat dengan menyediakan padepokan sebagai tempat berlatih,’’ singkatnya.
Sementara itu, Ketua DPC Persatuan Pencak Silat Indonesia Cihampelas Uno Sujana menambahkan, di kawasan tersebut terdapat 27 paguron namun yang aktif hanya 17 dengan jumlah anggota sekitar 500 pesilat. Masih didominasi pesilat anak-anak dan remaja. ’’Selama ini kami tidak memiliki tempat latihan yang representatif paling hanya memanfaatkan halaman rumah, malah kebanyakan di kebun. Dengan jadi bapak angkatnya Paguyuban Ki Sunda Sawawa, sekarang bisa menggunakan padepokannya,’’ tukas Uno.