Meski begitu, ucap perempuan berkerudung yang dikenal ramah ini, keberadaan rumah sakit rujukan regional tidak mengalahkan rumah sakit sekitarnya. Justru, ada pembinaan, prosedur, sistem yang disiapkan. Misal, layanan SMS Gateway. Layanan pesan singkat itu memudahkan tindakan medis cepat sesuai prosedur dari level puskesmas. Artinya, tidak semua tindakan kemudian ditangani oleh rumah sakit rujukan regional.
Salah satu dampak dari penerapan SMS Gateway adalah data kasus medis yang tercatat. Karena itu, di Indonesia, data jumlah kasus kesehatan Jawa Barat selalu dipercaya. Efeknya seolah-olah setiap penyakit yang ada di masyarakat terdeteksi. Namun, Gubernur justru meyakinkan tidak perlu takut. Sebab, dengan begitu, memudahkan Pemprov Jabar melakukan intervensi pelayanan kesehatan.
’’Itu yang Bapak (Gubernur) kehendaki. Itu (juga) yang Kami siapkan. Sudah Pak Gubernur bilang, tidak usah takut (terungkap banyak kasus medis),” ungkap dia.
Alma mengakui, tidak mudah mewujudkan rumah sakit rujukan regional. Sebab, aturannya adalah bagaimana membuat kerja sama dengan rumah sakit sekitar rumah sakit rujukan regional. Kemudian, rumah sakit sekitar membuat kerja sama dengan puskesmas. Terakhir, puskesmas membangun kerja sama dengan masyarakat sekitar.
Selain itu, mengumpulkan dulu insan kesehatan di tingkat kabupaten dan kota, lalu rujukannya, juga di tingkat regionalnya. Sampai kepada masyarakat yang akan memanfaatkan secara jejaring pelayanan kesehatan itu. Berikut menentukan bagaimana prosedur dan ketetapannya. Standar prosedur operasinya. Termasuk soal supplied dan demand. Kesiapan masyarakat menggunakan rumah sakit rujukan regional. Lalu, ada yang membangun ada yang membenahi. Artinya, semua itu tidak bisa hanya dilihat secara fisik. Inilah yang disebut dengan tatanan.
’’Tidak bisa samanea, mbelegedeg (mewujudkan rumah sakit rujukan regional itu,” ucap dia.
Tapi, akan lebih terasa manfaatnya, kata Alma, saat jalan-jalan di Jabar sudah terkoneksi dengan baik. Seperti yang telah dilakukan oleh Dinas Bina Marga Jabar. Artinya, Gubernur telah membangun akses mikroekonomi, pendidikan dan kesehatan.
Di mata Alma, tantangan berat dalam menyukseskan program kesehatan Jabar tahun ini adalah laju pertumbuhan penduduk. Meski sebenarnya, persentasinya menurun dari 1,8 persen di tahun 2014 menjadi 1,6 persen di tahun 2015. Di samping itu migrasi penduduk ke Jabar. Di dalamnya diikuti dengan problem kepindahan penduduk yang pendidikannya tidak cukup, program KB-nya tidak terencana, dan masih banyak lagi.