Majikan Beri Dukungan Penuh dan Tester Pertama

Sejak Oktober lalu, dia yang bermitra dengan seorang teman memulai budi daya jamur kuping (jamping) dengan modal Rp 35 juta untuk 10 ribu log jamur.

Untuk merawat rumah jamur di Salatiga tersebut, dia dibantu Kulafakurosidin, pembimbingnya. Desember lalu dia panen perdana. Hasilnya, 490 kilogram dengan harga per kilogram basah Rp 9.000. ”Sepuluh hari lagi panen kedua dengan jumlah insya Allah dua kali lipat atau sekitar 980 kilogram,” beber Zee.

Karena baru merintis, Zee belum memikirkan keuntungan yang diperoleh. Yang terpenting, tabungan dari hasil gajinya bekerja di Hongkong tidak mengendap begitu saja.

Di Hongkong, gaji buruh migran sekitar HKD 4.100 (Rp 7 juta). ”Yang lebih utama lagi, membuka lapangan kerja. Saya ada beberapa karyawan yang merawat rumah jamur itu,” ungkapnya.

Bekal ilmu dari kelas entrepreneurship yang didapatkan di BMC, Mandiri Sahabatku, dan Sekolah Kehidupan UCEC sangat bermanfaat. Ada pula kelas BMC online yang memudahkan setiap murid untuk belajar dari mana saja.

Kelak, saat kontrak kerjanya berakhir di Hongkong pada 2017, Zee memastikan ingin pulang dan membesarkan usaha jamurnya.

”Sekarang saya sudah terpikir untuk membuat bakso jamping. Lagi cari-cari resep yang pas,” kata dia.

Yang segera pulang dalam waktu dekat adalah Nurul Kristiana. Perempuan yang akrab disapa Delrio itu punya Toko Bakery Sahara di Malang yang dijalankan sang suami sejak 2013.

”Tanggal 24 Januari ini saya pulang ke Malang, ingin membesarkan Sahara dengan ilmu yang didapat di kelas BMC,” ucapnya.

Selama ini, dia kerap membagikan ilmu yang didapat kepada Hasyim, sang suami. Mulai mengenai inovasi produk, strategi pemasaran, sampai bagaimana ”mengikat” pelanggan.

Ibu dua anak tersebut menuturkan, omzet bisnis rotinya per bulan mencapai Rp 32 juta. Sering mendapat pesanan dalam jumlah ribuan. ”Nanti begitu saya pulang, segera merealisasikan program member card, sistem stempel diskon, serta menambah pilihan roti,” tekadnya.

Selain mereka, masih banyak para buruh migran yang ulet dan berjiwa entrepreneur. Ada Wahyu Tri Winarti yang memiliki warung bakso di Kalimantan Barat; Nurul Hidayati yang punya usaha las listrik di Madiun, Jawa Timur; Kitin Kurniawati yang berbisnis keripik tempe di Sambas, Kalimantan Barat; dan Sri Wiratmi yang memiliki usaha Sekarsari Mart di Boyolali, Jawa Tengah. Ada pula yang belajar via BMC online, Gito Aditya dari Bali, yang memiliki usaha audio car service.

Tinggalkan Balasan