Seperti kebanyakan rider MotoGP di grid kontrak mereka akan berakhir musim ini. Motor dengan livery baru akan dipamerkan untuk kali pertama di uji coba resmi Sepang, Malaysia 1-3 Februari.
Tentang target musim ini tentu Yamaha ingin memertahankan gelar juara di tiga kategori. Pebalap, konstruktor, dan juga tim terbaik alias Triple Crown. ’’Karena kami tahu betapa hebatnya pebalap kami dan betapa besarnya potensi kemampuan mekanik kami,’’ ujar Manajer Tim Yamaha Lyn Jarvis dikutip GP Update. ’’Kami benar-benar ingin merebut Triple Crown kami yang keenam,’’ tandasnya.
Jarvis sadar targetnya itu tidak mudah diraih. Sang rival Honda benar-benar kecolongan musim lalu setelah dua musim mendominasi kompetisi. ’’Kami tidak akan pernah bisa meremehkan rival kami, karena kami tahu Honda selalu super kuat. Tapi musim ini Ducati juga akan mengancam. Dari beberapa tes terakhir kami melihat mereka sangat-sangat kuat,’’paparnya.
Musim baru juga masih akan disesaki dengan perseteruan segitiga antara Rossi, Lorenzo, dan Marquez yang belum terselesaikan. Komentar keras terkait penanganan kasus tersebut datang dari legenda MotoGP Phil Read. Dengan lantang dia menyebut Dorna Sports bertindak layaknya “mafia Spanyol” ketika menangani kontroversi tersebut.
’’Sama sekali tidak adil,’’ dia menggerutu. ’’Di GP Malaysia Valentino dikenai sangsi dan harus start dari belakang (di Valencia. Dari sudut pandangku Marquez yang salah karena dia yang merebahkan motornya ke arah Rossi,’’ jelasnya saat hadir di ajang Autosport International, Minggu (17/1).
Dorna yang bermarkas di Spanyol, menurutnya tidak adil memerlakukan pebalap non Spanyol. ’’Aku merasa mereka menjadi seperti mafia Spanyol,’’ cetus juara dunia 500 cc dua kali tersebut.
Senada dengan Read, Wayne Gardner juga ikut membela Rossi. Menurutnya kesalahan besar bagi pengatur balapan menjatuhkan sangsi kepada rider Italia tersebut. Juara 500 cc di musim 1987 itu berpandangan Marquez terlihat jelas berupaya menghambat Rossi. ’’Jadi dia bisa memberikan jalan lapang kepada Lorenzo (di Malaysia),’’ paparnya. Dia juga melihat Rossi tak mendorong Marquez dan justru sebaliknya rider 22 tahun itulah yang merebahkan tubuhnya ke arah lawan, lalu terjatuh. (cak/vil)