Ciptakan Lingkungan Sehat dengan Membuat Kompos Takakura

Mengelola Sampah Rumah Tangga

Masyarakat di Kota Baru Parahyangan tak sekadar tinggal di rumah mewah. Namun, mereka juga memerhatikan lingkungan sekitar agar lebih sehat. Seperti halnya dalam mengelola sampah rumah tangga. Masyarakat yang tinggal di sana sudah mencoba untuk mengelola sampah rumah tangga dengan menggunakan metode kompos Takakura yang cukup ideal diterapkan di setiap hunian. Metode kompos Takakura ini merupakan pengolahan sampah organik di rumah tanpa perlu khawatir bau tidak sedap.

Laporan Hendrik Kaparyadi, KBB

Pada hari Sabtu (16/1) sekitar pukul 09.00, sebanyak 30 orang yang tinggal di Kota Baru Parahyangan mengikuti pelatihan mengelola sampah rumah tangga dan juga sayuran organik yang bisa dilakukan di rumah masing-masing. Mereka diajarkan bagaimana hidup sehat dengan pengolahan organik termasuk dalam mengelola sampah yang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk.

Assistant Manager Sustainability Kota Baru Parahyangan Murti Herawati mengungkapkan, acara ini untuk berbagi ilmu kepada masyarakat yang tinggal di Kota Baru Parahyangan dalam pengelolaan sampah dan juga membuat sayuran organik. Untuk pengelolaan sampah untuk menjadi kompos Takakura ini sudah mulai dilakukan di beberapa rumah yang tinggal di Kota Baru Parahyangan. Metode ini sangat cocok dilakukan di setiap hunian sehingga bisa dipisahkan mana yang memang sampah harus dibuang dan mana juga sampah yang bisa dimanfaatkan untuk dibuatkan pupuk. ’’Nah pupuk dari pengelolaan sampah tadi bisa dimanfaatkan untuk tanaman atau sayuran,” kata Murti yang juga aktif dalam komunitas Hayu Hejo Kota Baru Parahyangan, kemarin.

Selain memberikan pemahaman tentang pengelolaan sampah, lanjut dia, mereka juga diajarkan bagaimana membuat sayuran organik yang saat ini jarang dilakukan oleh masyarakat pada umumnya. Tujuan dilakukan membuat sayuran organik, lantaran masyarakat yang tinggal di area kota mandiri ini agar bisa menerapkan pola hidup sehat. ’’Ini pertemuan ke-3 kalinya dengan orang yang berbeda. Setiap pertemuan hadir 30 orang. Jadi kalau ditotal kumpul-kumpul seperti ini sudah diikuti oleh 90 orang,’’ katanya.

Mereka yang mengikuti kegiatan seperti ini, kata dia, bisa diterapkan langsung di rumahnya masing-masing. Misalkan masyarakat yang akan membuat sayuran organik bisa menggunakan kompos Takakura. ’’Jadi sekalian diberikan pemahaman membuat kompos atau pupuk lalu juga membuat sayuran organiknya,’’ ujarnya.

Tinggalkan Balasan