”Polisi terus melakukan patroli terbuka dan tertutup untuk memetakan wilayah-wilyah yang kemungkinan tidak disenangi para pelaku teror. Kemudian juga kita meningkatkan pengawsan sejumlah objek vital,” ujarnya.
Peningkatan pengaman juga dilakukan oleh Polisi Resor (Polres) Simeulue, meningkatkan dan perketat penjagaan di bandara udara dan pelabuhan laut, pasca teror bom di Jakarta. Lasikin dan Pelabuhan kapall feri, pelabuhan kargo juga pelabuhan kecil di 10 kecamatan dalam Kabupaten Simeulue, juga menjadi target pengawasan selama 24 jam.
”Intruksi dari Polda Aceh, seluruh Polres dan Polsek, untuk melakukan penjagaan dan pengawasan di bandara udara dan pelabuhan, maka Polres Simeulue, telah menyebarkan seluruh personil ke titik itu,” kata Zainuddin.
Pemberlakuan penjagaan dan pengawasan 24 jam itu, lanjut Zainuddin, disebabkan Kabupaten Simeulue, hanya dapat dijangkau dengan dua transportasi, yakni melalui jalur transportasi udara dan transportasi jalur laut. Operasi razia juga digelar, terutama pemeriksaan terhadap kenderaan, baik yang ada di Simeulue, maupun kenderaan yang hendak masuk dan yang hendak keluar daerah, juga menjadi target pemeriksaan.
Perketatan pengamanan juga dilakukan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) di Pulau Simeulue. Alat pertahanan negara itu berlakukan status siaga di laut, untuk antsipasi dan menghadang penyusup pasca teror Jakarta, yang memamfaatkan jalur laut untuk masuk ke pulau Simeulue sebagai lokasi persembunyian.
Letkol Laut (T) Agus Purawanto, kepada Rakyat Aceh, mengatakan, Lanal Simeulue, memiliki 4 daerah, yakni Aceh Singkil, Abdya, Aceh Barat dan Kabupaten Simeulue, juga telah memberlakukan siaga dengan memamfaatkan sumber daya yang ada, termasuk melakukan patroli laut secara intensif.
”Setelah pasca teror bom di Jakarta, sudah turun perintah, dan Lanal Simeulue yang membawahi 4 daerah, saat ini dalam posisi siaga,” kata Letkol Laut (T) Agus Purawanto usai acara pelaksanaan tabur bunga, peringatan Hari Darma Samudera ke 50 tahun, Jumat (15/1) daerah. (ibi/ahi/mag-64/asp)