bandungekspres.co.id– Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), para pelaku UMKM di Kota Cimahi menyadari pentingnya meningkatkan kemampuan individu disamping kualitas produk buatannya. Salah satu kemampuan individu tersebut adalah penguasaan bahasa Inggris sebagai penopang untuk menembus pasar internasional.
Untuk itu, sejumlah pelaku UMKM Kota Cimahi yang tergabung dalam Kelompok Promosi dan Pemasaran (Promas) UKM Kota Cimahi berinisiatif mengadakan pelatihan bahasa Inggris untuk anggotanya.
Ketua Bidang Keorganisasian Promasi, Winda B. Astuti mengatakan ide awal mengadakan pelatihan ini adalah menyadari kurangnya kemampuan berbahasa Inggris. Padahal, hal itu sangat penting dalam memajukan produk dalam MEA.
”Kita mempersiapkan jika nanti produk kita tembus ke luar negeri, kita sudah bisa berkomunikasi dengan baik menggunakan bahasa Inggris dengan customer. Termasuk nanti kan label dan komposisi bahan dalam kemasan ditulis dengan bahasa Inggris,” jelasnya.
Winda menilai keinginan para pelaku UMKM yang ingin produknya go international, harus membenahi diri dengan menambah kemampuan agar berkualitas.
”Jadi tidak melulu hanya tentang bisnis, tapi individunya juga harus berkualitas. Termasuk kemampuan bahasa, arena bahasa sebagai pengantar berbisnis,” jelasnyag
Ia menilai jika komunikasi berjalan baik, maka peluang produk merambah pasar internasional juga makin terbuka.
Dari pantauan, para pengusaha tersebut terlihat sangat antusias mengikuti kelas yang dipimpin oleh pengajar. Kelas tersebut digelar di cafe Bumi Arena, Jalan Encep Kartawiria, Cimahi, kemarin (8/12).
Kegiatan yang direncanakan setiap seminggu sekali dalam tiga bulan itu dimulai dengan percakapan dengan mengenalkan diri menggunakan Bahasa Inggris. Meski terbata-bata, mereka dengan serius mengikuti sesi tersebut. Selanjutnya para pengusaha dari berbagai jenjang umur itu serius mengikuti sesi teori bahasa Inggris.
Ditemui usai kegiatan, pengajar yang juga penerjemah, Ani Suparyati (42) mengatakan kegiatan tersebut sangat penting bagi pelaku UMKM apalagi menghadapi MEA.
”Bagus lah. Ini kan bukti mereka siap bersaing. Mereka akan mudah memasarkan produknya ke luar negeri. Tapi tantangannya mereka harus cakap berbahasa,” imbuhnya
Ia menjelaskan, materi yang diberikan dalam metode pengajarannya adalah mengingat kembali kosa kata yang umun dan berhubungan dengan produksi. Ditambah, ia menginstruksikan para pengusaha mengaplikasikan kata-kata itu menjadi kalimat, baik tulis maupun lisan.