[tie_list type=”minus”]Di Tengah Tingginya Harga Bahan Baku [/tie_list]
bandungekspres.co.id– Memasuki pasar bebas atau masyarakat ekonomi ASEAN (MEA), para pengusaha bisnis rajutan di Kota Bandung mengeluhkan tingginya harga bahan baku. Pasalnya, untuk bersaing ke dalam pasar bebas, kualitas produk akan menjadi salah satu nilai jual terhadap konsumen.
Salah satu pengusaha rajutan, Winarti, 40, mengaku harus meningkatkan kualitas dan juga pemasaran produk. Namun hal itu diakuinya terbentur dengan modal yang ada saat ini atas melambungnya harga bahan baku.
’’Ya tentu harus ada modal tambahan, karena kita ingin meningkatkan kualitas juga untuk bisa bersaing dengan barang yang masuk dari luar negeri nanti. Sebetulnya sudah siap menghadapi MEA, tapi ya itu butuh modal lagi karena bahan baku harganya terus naik,’’ujar perempuan yang sudah merintis usaha rajutan sejak tahun 2001 ini saat ditemui di tempat usahanya di Sentra Rajut Binong, Jalan Gatot Subroto, Bandung, kemarin (5/1).
Ia mengatakan, guna menunjang kualitas produk yang bagus memerlukan bahan baku yang berkualitas. Namun, saat ini diakuinya harga bahan baku masih tinggi pasca kenaikan BBM beberapa waktu lalu. Seharusnya, lanjut Winarti, pemerintah mesti mengontrol harga bahan baku agar para pengusaha rajutan mampu bersaing dalam pasar bebas.
’’Pemerintah seharusnya bisa ngontrol harga bahan baku agar jangan sampai naik. Karena kalau itu naik tapi kita susah untuk menaikkan harga ke konsumen. Yang ada malah pada lari. Intinya asal harga bahan baku jangan naik lah, masih stabil, MEA enggak masalah sih,’’ ujarnya.
Hal senada diungkapkan Rudi Chaniago, 40, yang mengaku membutuhkan suntikan modal guna meningkatkan kualitas produksinya. Pasalnya, jika tidak menambatkan modal tambahan ia pesimis mampu bersaing dengan produk luar. Padahal, ia menyakini industri rajutan sudah siap menghadapi MEA.
’’Cuma kendalanya permodalan itu. Bisa sampai empat kali lipat modalnya karena harga bahan baku yang masih tinggi sedangkan kita harus memproduksi barang berkualitas,’’ kata Rudi.
Selain bantuan modal, Rudi pun mengharapkan peran pemerintah untuk turut serta mempromosikan industri rajutan. Hal itu diakuinya sebagai salah satu strategi marketing yang belum mampu dilakukan para pelaku UKM karena terbentur dengan modal serta jaringan.