Targetkan Produksi Beras Capai 5,9 Ton/Ha

bandungekspres.co.id– Di tahun 2016 mendatang, Pemkab Bandung Barat berencana akan meningkatkan produksi gabah kering giling di KBB hingga 232.390 ton atau 5,9 ton per hektare. Hal tersebut diungkapkan Bupati Bandung Barat Abubakar usai menghadiri acara Penanaman Padi Serentak Wilayah Jabar pada Komando Gerakan Tanam Serentak MT 2015/2016 di Padalarang yang dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Hadi Prasojo dan Kapolda Jawa Barat Irjen Pol. Moechgiarto. ”Target tersebut dapat dicapai dengan memaksimalkan produksi lahan sawah. Yang awalnya hanya 1-2 kali tanam setiap tahunnya, kini di maksimalkan menjadi 3 kali tanam tentu dengan memanfaatkan ketersediaan air secara maksimal,” kata Abubakar.

Menurut Abubakar, pada masa tanam 2014/2015, para petani di beberapa daerah di KBB mengalami gagal panen akibat kekeringan. Sedikitnya 4.150 hektare sawah terkena imbas kekeringan, 950 hektare di antaranya puso. Hal itu mengakibatkan produksi padi hingga November lalu baru mencapai 216.561 ton dari target 256.687 ton. ”Artinya kita masih kekurangan 40.126 ton gabah kering giling. Namun, di beberapa kecamatan masih bisa panen yang dapat menambah kekurangan capaian produksi tersebut,” ujarnya.

Abubakar menambahkan, dari target produksi padi KBB pada tahun 2015 sebesar 256.687 ton gabah kering giling, hingga November lalu produksi padi baru mencapai 216.561 ton gabah kering giling. ”Artinya kita masih kekurangan 40.126 ton gabah kering giling. Namun, di beberapa kecamatan masih bisa panen padi yang dapat menambah kekurangan capaian produksi tersebut,” ujarnya.

Untuk mendukung swasembada pangan nasional tersebut, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan mengimbau para petani dan pemerintah daerah untuk mempertahankan lahan yang ada dan menghentikan alih fungsi lahan.

”Karena untuk tahun 2016, Pemprov Jabar menargetkan 12,068 juta ton padi dari seluruh lahan sawah yang ada di wilayah selatan dan utara Jawa Barat. Jadi saya mengimbau seluruh elemen terkait untuk mempertahankan dan memanfaatkan lahan yang ada tanpa harus ada alih fungsi lahan,” tuturnya.

Dari seluruh lahan persawahan yang dimiliki Jawa Barat 80 persen berada di wilayah utara dan 20 persen di wilayah selatan, namun keduanya memiliki karakteristik dan hasil produksi yang berbeda. Sebab di wilayah selatan indeks panennya mencapai 2,8 kali per tahun. Sedangkan di utara hanya 1,8 kali per tahunnya. Selain itu, tegas Aher sapaan akrabnya ini memastikan, tidak ada impor beras sepanjang 2015 ini. Produksi pertanian tahun ini masih mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Jawa Barat. ”Tidak ada impor beras. Buktinya, tidak ada beras dari luar yang masuk ke Bulog. Satu-satunya pintu impor beras kan ke Bulog. Jika tidak masuk ke Bulog, berarti tidak ada impor beras,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan