Dikenal sebagai Ali Jangkung

Karena Frederick adalah tamu, maka Imang merasa harus menerimanya dengan baik. ’’Dan saya tidak pernah berpikiran kalau orang itu ternyata merupakan target polisi yang terlibat aksi teror,” tegasnya.

Kunjungan Frederick ke Al-Jawami juga diketahui oleh Sutrisno, tokoh masyarakat setempat. Saat Frederick berkunjung, Sutrisno sedang mengikuti pengajian di Ponpes Al-Jawami. Seseorang yang mengantar Frederick saat itu mengatakan bahwa temannya ingin menimba ilmu Islam lebih dalam. Namun, karena tidak bisa berbicara bahasa Indonesia dan Arab, Frederick dan temannya langsung izin untuk kembali pulang.

Menurut Sutrisno, wajar jika Imang menerima Frederick dengan tangan terbuka. Sebab, sesuai ajaran Nabi, sudah sepantasnya memuliakan tamu. ’’Siapapun yang datang ke Ponpes, pasti Pak Kiai akan menerimanya dengan baik, karena beliau merupakan tokoh ulama di Cileunyi yang memang menjadi panutan di wilayah ini. Bahkan, orangtua beliau KH Mama Sujai dulunya merupakan Ketua MUI Jabar yang pertama,” jelas pria yang akrab disapa Trisno ini.

Sementara itu, Munir salah satu santri Ponpes Al-Jawami memaparkan, keseharian dirinya bersama 380 santri lain tidak lepas dari kegiatan keagamaan. Sebab, setiap hari semua penghuni Ponpes selalu mengaji bersama. Hal ini dilakukan setiap subuh, sore dan malam hari.

Semua hal yang dilakukan di Ponpes tidak ada hubungannya dengan terorisme. Apalagi, sampai belajar merakit bom. Di Ponpes Al-Jawami, semua santri hanya belajar agama untuk lebih mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa.

Hampir semua santri yang mondok di Ponpes Al-Jawami merupakan mahasiswa yang kuliah di sekitar Bandung dan Jatinangor. ’’Kegiatan keseharian kami tidak lepas dari pengajian,” jelas Munir yang juga Mahasiswa UIN Bandung ini.

Sementara Juru Bicara Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT) Irfan Idris menuturkan, informasi terkait terduga tersangka teror Paris pernah ke Bandung sudah ditelusuri oleh BNPT. Memang Jean Salvi ini pernah ke pesantren tersebut. ’’Namun, saat kunjungan itu pada 2010 memang belum ada ISIS. Kami sudah bertemu dengan pimpinan pesantrennya,’’ ujarnya.

Dia menuturkan, dengan begitu dapat dipastikan bahwa tidak ada indikasi anggota ISIS yang lainnya di pesantren yang pernah dikunjungi tersebut. ’’Soal pembicaraannya, sama sekali tidak ada perbincangan soal ISIS,’’ paparnya saat dihubungi wartawan kemarin.

Tinggalkan Balasan