SENIN (2/11) besok, Persib Bandung mulai kembali memanaskan performa Dedi Kusnandar beserta para anak asuhannya. Pasalnya, waktu yang tersisa tinggal 16 hari lagi jelang kick-off Turnamen Piala Jenderal Sudirman. Walaupun sebenarnya, Rabu (28/10) tim sudah harus berlatih, tapi ternyata jadwal libur pemain diperpanjang.
”Kita memberikan kesempatan kepada pemain untuk rehat dulu setelah beberapa acara kemarin cukup padat. Kesempatan juga buat pemain yang di luar Bandung untuk bertemu keluarganya,” kata pelatih kepala Djadjang Nurdjaman, kemarin.
Rumornya, program pemusatan latihan Senin depan diduga tanpa dihadiri beberapa pemain pilar yang sedang berlaga pada turnamen Habibie Cup 2015 di Sulawesi. Mereka diantaranya adalah Firman Utina, Zulham Zamrun, Abdul Rahman dan Jajang Sukmara. Sebab, turnamen tersebut baru selesai pada 10 November nanti.
”Kita ingin semua pemain menyelesaikan dulu semua agendanya. Karena kemarin cukup menyita energi. (Jadi) ada waktu istirahat biar saat latihan fresh lagi,” tutur juru latih yang sudah memberikan gelar juara bagi Muang Bandung sebanyak empat kali sejak tahun 2012.
Di satu sisi pemain bertahan Pangeran Biru, Achmad Jufriyanto Tohir meminta sanksi PSSI atas Menpora segera dicabut. Tujuannya agar Liga Indonesia (LI) bisa bergulir kembali dan diakui oleh FIFA. Pasalnya, pondasi utama dari pembinaan sepak bola ialah menjalankan roda kompetisi.
”Maksudnya bukan kita tidak ingin turnamen. Kita berharap sanksi FIFA dicabut dan kompetisi bergulir. Karena setelah turnamen, kita tidak tahu kedepannya seperti apa,” terang Achmad Jufriyanto, mantan algojo tim nasional (Timnas) Indonesia.
Pria yang akrab dipanggil Jupe itu memberikan gambaran, setelah Piala Presiden kemarin tidak sedikit tim yang kebingungan akan ke mana pasca turnamen selesai. Terlebih lagi, jika tim mereka gagal lolos ke babak selanjutnya. Padahal kalau dalam kompetisi, semua tim sudah tentu mempunyai rancangan ke depan, seperti berapa lama bermainnya.
Oleh sebab itu, menurutnya terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kualitas turnamen dan kompetisi. Selain dari legalitas pengakuan dunia sepak bola Tanah Air, kompetisi pun diklaim cukup memberikan jaminan kepada pesepak bola di masa yang akan datang. Masalahnya suksesnya pagelaran Piala Kemerdekaan dan Piala Presiden lalu, seolah-olah telah mengubah orientasi masyarakat Indonesia dalam berpikir.