Melihat kondisi ini, Nasir menilai, perlu adanya masukan dalam kurikulum pendidikan di tingkat perguruan tinggi dengan mengembangkan kembali bela negara.
”Ini juga penting agar para mahasiswa berprestasi memiliki tanggung jawab kepada negaranya dan harus bersedia membantu pembangunan di Indonesia,” tutup Nasir.
Sementara itu, Rektor ITB Kadarsah Suryadi menilai, ungkapan Rizal mendeskriditkan SDM Indonesia. Sebab, banyak universitas di luar yang sudah bagus tapi rankingnya tidak berada di posisi atas. Padahal jumlah nobel yang diraih oleh stakeholder-nya sudah ratusan.
”Perankingan itu harus berdasarkan cluster pada kategori yang sama dan rasional. Ibaratnya dalam kelas tinju, kelas berat tidak akan disandingkan dengan kelas ringan. Begitu begitu juga dalam dunia pendidikan,” kata Kadarsah sambil menambahkan, dalam bidang teknik dan desain ITB sudah masuk top 50 dunia.
”Bahkan sudah melaksanakan pertukaran dosen dengan beberapa universitas yang ada di luar negeri seperti ke Jerman,” tegasnya. (yan/mg-dn/rie)