Baja Serap Dana Infrastruktur Rp 43,5 T

JAKARTA – Industri baja nasional optimistis kinerjanya membaik seiring mulai berjalannya proyek-proyek infrastruktur yang dibiayai pemerintah. Dari total anggaran infrastruktur tahun ini yang sebesar Rp 290,3 triliun, diperkirakan Rp 43,5 triliun bisa diserap industri baja nasional.

”Proyek-proyek infrastruktur itu adalah harapan kami untuk mendongkrak kinerja di masa mendatang. Secara umum, kami sudah bisa pasok produk-produk baja untuk pembangunan pembangkit listrik, jembatan, bendungan, dan sebagainya,” ujar Direktur Utama Krakatau Steel Sukandar kemarin (6/10).

Dia mengatakan, dari proyek infrastruktur senilai Rp 290,3 triliun, sekitar 15 persennya berupa komponen besi dan baja. Pesanan akan semakin kencang tahun depan. Sebab, anggaran infrastruktur 2016 naik menjadi Rp 313,5 triliun. ”Ini bisa menjadi kebangkitan industri baja nasional,” tuturnya.

Misalnya, proyek transmisi listrik 35 ribu megawatt butuh sekitar 2 juta ton baja dalam empat tahun mendatang. Sementara itu, pemerintah juga akan membangun dan memperbaiki ratusan jembatan dengan anggaran triliunan rupiah. ”Kalau jembatan, kebutuhan bajanya sekitar 45 persen,” tuturnya.

Dengan proyek-proyek infrastruktur tersebut, dia yakin bahwa permintaan baja di dalam negeri akan meningkat tajam jika dibandingkan dengan sebelumnya. ”Indonesia sekarang menempati posisi keempat negara dengan pertumbuhan kebutuhan baja tertinggi di ASEAN dan merupakan pasar dengan tingkat pertumbuhan paling cepat di kawasan ASEAN,” terang dia.

Mendekati akhir tahun, produsen baja dalam negeri mulai menikmati berkah dari dimulainya proyek-proyek infrastruktur yang dibiayai pemerintah. Selain Krakatau Steel, industri baja yang mendapat pesanan adalah PT Gunung Raja Paksi. ”Permintaan baja mulai naik bertahap,” kata Presiden Direktur PT Gunung Raja Paksi Djamaluddin Tanoto.

Sementara itu, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronik Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan menambahkan, kenaikan permintaan baja dinikmati seluruh produsen baja nasional. ”Pak JK (Jusuf Kalla, Red) sudah tegas membuat instruksi agar proyek pemerintah menggunakan produk baja dalam negeri,” ungkapnya.

Bergulirnya proyek infrastruktur itu akan menjadi penolong bagi industri baja dalam negeri yang belakangan sepi pembeli. Turunnya daya beli tidak hanya terjadi di pasar domestik, tetapi juga pasar ekspor. ”Permintaan baja tahun ini bisa menyamai permintaan baja tahun lalu saja sudah bagus, yaitu di kisaran 12 juta ton–13 juta ton,” jelasnya. (wir/c11/jpnn/fik)

Tinggalkan Balasan