SELAMA ini, Acha Septriasa, 26, lebih banyak akting di film drama. Tapi, kali ini dia bermain di film thriller slasher berjudul Midnight Show. Itu merupakan genre film yang bukan Acha banget. Menurut pengakuan, Acha bukanlah penikmat film thriller atau horor. Terus, apakah Acha bisa berakting dengan baik?
Acha menyebut dirinya terlalu realistis untuk bisa menikmati jenis film itu. ”Pas nonton dan lihat satu adegan, langsung yang kebayang kameranya ada di mana. Jadi, enggak pernah bisa merasakan ketakutannya,” tuturnya kepada Jawa Pos (Group Bandung Ekspres) di Jakarta Comic Con kemarin.
Baru ketika terlibat langsung, dia bisa merasakan tantangannya. Dia lantas memutar otak, mencari tahu cara agar bisa membuat tipikal penonton realistis seperti dirinya bisa merasakan film itu.
Demi mendapat feel, Acha yang menyukai film drama dan komedi romantis jadi rajin nonton film thriller dan horor. Shutter Island dan The Conjuring pun jadi santapannya.
Waktu mulai proses produksi, suasananya pun berbeda bagi Acha. Sesuai judulnya, film tersebut berkisah tentang midnight show di sebuah bioskop. Adegan film pun didominasi dengan setting malam. Karena itu, Acha dan para pemain lainnya baru memulai proses syuting saat malam. ”Jam 20.30 itu baru mulai make-up. Cranky banget. Jam 09.00 besoknya baru beres,” tuturnya.
Jika sudah begitu, jam tidur Acha pun jadi berubah. Setelah beberapa hari syuting, baru dia terbiasa. Selain syuting tengah malam, pengalaman di luar nalar pun sempat dia alami. Yang paling diingatnya adalah ketika dia satu frame dengan Ganindra Bimo dan Gesata Stella.
Pada adegan itu, Bimo menodongkan pisau ke arah Acha. Saat take, Acha melihat bola mata Bimo berubah putih. Bimo terlihat seperti bukan dirinya dan mulai terlihat tidak bisa mengendalikan diri.
”Dan memang dia enggak bisa mengendalikan diri. Akhirnya, syuting pun break dulu,” ungkap Acha. Meski ini adalah kali pertama main film thriller, Acha puas karena telah memberikan akting terbaiknya. (jpnn/fik)