Dengan begitu, para TKI yang kebetulan berada di dekat lokasi razia bisa segera menghindar. ’’Mayoritas teman-teman (TKI, Red) di sini perempuan dan sangat doyan Facebook-an,’’ kata Sutarno, lantas tertawa.
Aksi preventif dengan menyebar informasi via Facebook tersebut, rupanya, tidak hanya dilakukan untuk menghindari razia paspor. Tapi, juga saat ada pemeriksaan tiket di metro maupun angkutan umum lain.
Sebab, jika kedapatan tidak memiliki tiket, penumpang didenda sepuluh kali lipat harga tiket. Misalnya, penumpang Metro yang tidak memiliki tiket seharga EUR 1,5 (Rp 24.541) didenda EUR 15 (Rp 245.410).
’’Tapi, kadang ada yang langsung ngasih uang damai ke petugas tiketnya. Lima Euro pun diterima,’’ ucapnya.
Sutarno mengungkapkan, modus uang damai itu tak jarang dilakukan para penumpang, baik para turis asing maupun warga Yunani. Bahkan, di level yang lebih tinggi, jalur uang damai bisa digunakan untuk menebus TKI yang masuk penjara karena kena razia.
’’Kalau masih di kantor polisi kecil, seperti polsek kalau di Indonesia. Bisa ditebus dengan EUR 300 (Rp 4,9 juta) saja, tak perlu pakai pengacara,’’ ujarnya.
Sutarno mengakui, dirinya tidak menganjurkan para TKI menggunakan jalur belakang semacam itu. Namun, kadang kondisi mendesak para TKI untuk melakukan hal tersebut atau karena oknum polisinya yang meminta.
’’Saya kira, korupsi-korupsi seperti inilah salah satu sebab bangkrutnya Yunani,’’ ucapnya menganalisis.
Di belahan dunia mana pun, korupsi memang selalu menggerogoti sendi-sendi keuangan negara. Yunani yang bangkrut sehingga harus menengadahkan tangan meminta bailout EUR 86 miliar (sekitar Rp 1.330 triliun) dari Uni Eropa, sejak dulu memang gemar menumpuk utang untuk membiayai defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Defisit itu kian lama kian membengkak gara-gara besar pasak daripada tiang. Uang hasil pungutan pajak sebagai sumber utama penerimaan pun tak mampu membiayai besarnya belanja pemerintah. Mulai gaji pegawai, subsidi fasilitas angkutan umum, hingga beragam tunjangan sosial dan kesehatan untuk warganya.
Apalagi, aksi pengemplangan pajak terjadi secara masif di Yunani. Ngadinem, TKI asal Cilacap itu, tahu betul soal tersebut. Dia mengisahkan selama ini menerima gaji sebagai pramuwisma sebesar EUR 800 per bulan. Dari jumlah itu, EUR 450 ditransfer lewat bank, sedangkan sisanya (EUR 350) diberikan secara tunai.