Meski hidup jauh dari keluarga di kampung halaman, para TKI itu tak merasa sebatang kara karena kuatnya persaudaraan. Selain IKKIY, ada perkumpulan Van Ngapak serta Paguyuban Musik dan Joget (Pamujo). ”Mayoritas kami berasal dari Tulungagung, Cilacap, dan Banyuwangi,” ujar Sutarno.
Setiap Minggu, saat para TKI mendapat jatah libur, hampir selalu ada acara kumpul-kumpul. Sore itu, di rumah yang disewa Hendrik dengan biaya EUR 500 per bulan, beberapa TKI tengah asyik berkumpul dan bercengkerama. Ada Yuli, Narti, Dwi Lestari, dan Yuni asal Tulungagung, lalu Mutamimah dan Suliah asal Trenggalek.
Hendrik mengatakan, biasanya jumlah TKI yang berkumpul di rumahnya bisa sampai 20 orang setiap Minggu. ”Sekarang kebetulan lagi musim panas. Jadi, banyak teman yang diajak bosnya liburan ke pulau,” ujarnya.
Banyak warga Yunani yang memang memiliki dua rumah, satu di kota, satu lagi di pulau-pulau seperti Mykonos dan Santorini yang termasyhur keindahannya sebagai destinasi wisata.
Bagi kebanyakan warga Yunani, para pramuwisma yang sudah bekerja lama memang dianggap seperti keluarga sendiri. Keramahan dan kebaikan hati orang-orang Yunani itu pula yang menjadi salah satu alasan para TKI kerasan bekerja di sana.
Sutarno mengatakan, selama bertahun-tahun di Yunani, dirinya tidak pernah mendengar TKI diperlakukan tidak baik secara fisik oleh majikannya. Misalnya, disiksa atau bahkan diperkosa yang kerap dialami TKI di berbagai negara, terutama di Timur Tengah. Dia mengatakan, orang-orang Yunani justru sangat menyayangi para pramuwisma asal Indonesia karena dinilai tekun dan pekerja keras.
Menurut Yuli, karakter orang Yunani terkadang memang mudah panas, bahkan meledak-ledak. Jika, misalnya, ada pekerjaan rumah yang tidak beres, dia bisa langsung dimarahi dan dibentak-bentak. Namun, tak sekali pun dia disakiti secara fisik.
Kemarahan itu pun, lanjut dia, hanya berlangsung singkat. ”Ibaratnya, kita masih sakit hati habis dimarah-marahi, eh mereka sudah baik lagi ke kita. Biasanya bilang, wahai anakku, wahai saudariku,” katanya, lantas tertawa. Teman-teman Yuli pun mengisahkan hal serupa.
Duta Besar Republik Indonesia Benny Bahanadewa mengatakan, selama ini kedutaan besar memang belum pernah menerima aduan atau menemukan TKI yang mendapat perlakuan tidak layak di Yunani. Meski demikian, karena mayoritas TKI tidak memiliki izin kerja atau merupakan imigran gelap, beberapa kali kedutaan besar terlibat dalam upaya membebaskan TKI yang tertangkap saat razia polisi.