Kualitas di Kota Bandung yang saat ini sudah mulai terkontaminasi oleh polutan dan debu kemarau sungguh mengganggu aktivitas dan kenyamanan masyarakat. Hal ini bukan hanya memengaruhi kualitas hidup, kinerja, bahkan merusak jaringan paling inti di dalam tubuh, yaitu otak.
’’Sel otak yang komponen utama, bisa terganggu. Anak anak bayi balita kalau dibiarkan terus menghirup udara dengan kadar polutan tinggi mereka bisa punya penyakit paru-paru,’’ terang Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Achyani Raksanegara kepada Bandung Ekspres, Selasa (15/9).
Bagian membran mukosa atau kulit bagian dalam seperti mata, hidung dan mulut perlu dijaga dari kontaminasi udara dari polutan. Achyani menyarankan masyarakat untuk beraktivitas dengan mengguakan masker. Hal tersebut merupakan metode sederhana yang efektif untuk sedikitnya mengurangi kadar karbon yang memiliki kandungan berat mengendap di paru-paru.
’’Pertama dipasang di beberapa titik supaya masyarakat melindungi dirinya dari dampak polusi, ada partikel debu juga merusak. Mukosa saluran nafas mata bisa merusak itu semua, banyak kan mata bisa jadi iritasi banyak luka ada saluran nafas daya tahan tubuh juga bisa turun,’’ kata dia.
Sementara itu, komponen berat di dalam udara juga mengakibatkan berbagai kerusakan di bagian tubuh lainnya. Yaitu mengakibatkan oksigen yang masuk ke dalam tubuh, hal itu otomatis akan mengganggu sistem kerja hemoglobin atau sel darah merah untuk bekerja di dalam tubuh.
’’Karena nantinya akan mengganggu pernafasan, oksigen akan berkurang. Nantinya juga tubuh kurang kurang bugar juga, ada beberapa zat bisa mengikat hemoglobin juga gak bagus,‘‘ tutup dia. (fie/vil)