Melalui sinetron ini, Ica berharap masyarakat bisa melihat sisi lain dari premanisme. Sebab, preman tidak selalu mengerikan, tanpa belas kasihan, meresahkan, atau identik dengan kekerasan. Para preman, menurut Ica, berubah seiring dengan perkembangan zaman. Ada yang jadi pengusaha, ustad, pebisnis, ataupun aktif di dunia politik dan mengurus masyarakat. ’’Intinya preman itu manusia, bukan serigala,’’ tandasnya.
Atas kenyataan itu, Ica kagum pada sosok sang sutradara, Aris Nugraha. Sebab, Aris mampu membuat para pemain seperti keluarga baru. Naskahnya pun sangat berkarakter. Malah, dia jadi akrab dengan preman-preman setempat. Anak-anak pun banyak yang mengidolakan dirinya.
Kepada Bandung Ekspres, Ica pun bercerita. Sebelum diajak sutradara main sinetron, Ica aktif di ormas. Dia juga sempat menjadi reporter di media Buser News selama tujuh tahun. Bahkan, pada 1982 sempat mengamen. Namun, sejak gabung di Preman Pensiun, ormas tidak dia tinggalkan. Hingga kini, Ica masih tergabung dalam tiga ormas. Yakni, AMS, Sundawani Jaga Lembur, dan K-Elite Bodyguard. Jelang syuting seri ketiga, Ica sibuk memenuhi undangan off air. Baik sebagai tamu ataupun pengisi acara. (tam/rie)