Kekurangan SDM Pustakawan Berkualitas

Sebagai kota yang peduli dengan perkembangan ilmu pengetahuan keberadaan perpustakaan menjadi penting di Kota Bandung, mulai dari perpustakaan kota, kecamatan, kelurahan juga sekolah. Hal itu demi memenuhi dan meningkatkan minat baca masyarakat.

Salah satunya diutarakan Adi, seorang mahasiswa yang datang ke perpustakaan karena disuruh dosen untuk melengkapi daftar pustaka dalam laporan. ’’Untuk waktu berkunjung ke perpustakaan tersebut dengan waktu yang diperlukan saja. Namun untuk kelengkapan buku belum semuanya lengkap,” akunya.

Kurangnya minat baca membuat Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah harus gencar mensosialisasikan pentingnya membaca juga menghadirkan inovasi dan kreasi baru dalam rangka meningkatkan minat baca masyarakat.

Salah satu upayanya dengan membuat perpustakaan keliling yang tiap Senin-Sabtu menyambangi sekolah-sekolah juga turut meramaikan Car Free Day setiap Minggu.

Untuk ke depannya, Kapusarda akan membangun perpustakaan di taman-taman Kota Bandung serta membangun perpustakaan digital dan pusat elektronik. ’’Kita akan meningkatkan perpustakaan-perpustakaan dengan menyediakan taman baca bagi masyarakat, juga akan ada perpustakaan digital dan perpustakaan bagi penyandang cacat (mental, fisik, intelektual),” sahut Kepala Kapusarda Kota Bandung Adin Mukhtarudin, kemarin (24/8).

Dengan adanya inovasi serta kreasi dalam membangun perpustakaan, diharapkan mampu mengembalikan budaya membaca yang tinggi di kalangan masyarakat.

Dirinya tidak menepis, bila instansi tersebut kekurangan sumber daya manusia yang profesional dalam kepengurusan perpustakaan. Hingga kini hanya ada empat pustakawan di lembaga itu yang menjadikan layanan perpustakaan maksimal.

Selain kurangnya tenaga profesional, ketersediaan buku juga dirasa masih kurang, karena ketersediaan buku hanya dari APBD, Perpustakaan Nasional serta masyarakat yang peduli baik perorangan maupun lembaga.

Minimnya pendanaan tersebut menjadikan beberapa buku yang ada di sekolah-sekolah kurang lengkap dan memadai. Kapusarda memiliki koleksi buku yang terbagi dari karya umum, teknologi terapan, agama, sejarah, ilmu sosial, bahasa, serta kesusasteraan yang dikelompokan menggunakan sistem persepuluh dewey (dewey decimal classification= DDC). (mgu-sis/vil)

Pengunjung perpustakaan tersebut rata-rata diatas 50 orang perhari, sedangkan hari jumat dan sabtu ada kunjungan khusus dari siswa siswi Taman Kanak-kanak (TK) untuk meningkatkan minat baca pada anak-anak.

Tinggalkan Balasan