[tie_list type=”minus”]Petani Pusing Cari Solusi Kekeringan[/tie_list]
SUBANG – Sedikitnya delapan desa di Kecamatan Pusakanagara mengalami kekeringan. Akibatnya, ribuan hektare lahan sawah tidak bisa bercocok tanam.
Delapan desa tersebut meliputi Rancadaka, Gempol, Kalemtambo, Patimban, Karanganyar, Mundusari dan sebagian Desa Kebondanas.
Camat Pusakanegara Dra Ela Nurlaela MSI mengatakan, para petani di delapan desanya itu hingga kini belum bisa bertanam padi. Kelangkaan air akibat musim kemarau menjadi pemicu utamanya.
”Air dari Sukawera Compreng, sebelum masuk ke wilayah Pusakanagara dan Pusakajaya, sudah berbelok. Akibatnya delapan desa ini belum juga kebagian distribusi air untuk mengairi sawah,” ungkap Ela.
Dikatakan Ela, sebenarnya pembagian air sudah dilakukan bergilir. Setiap wilayah rata-rata mendapat jatah tiga hari. Namun upaya itu ternyata sia-sia. Wilayahnya tetap saja tidak mendapat jatah air.
”Tetap saja Kecamatan Pusakanegara tidak kebagian air. Sebab, debitnya turun dan telah banyak dipakai,” jelas Ela.
Untuk mengatasi kekeringan di wilayahnya, Ela berharap segera dibuat bendungan karet. ”Kita telah mendapatkan informasi dari Bupati Subang H Ojang Sohandi bahwa pembangunan sodetan di Tarum Timur akan dibangun pada 2017,” tuturnya.
Masih menurut Ela, jika sodetan Tarum Timur terwujud dan dibangun 2017, distribusi air di wilayah Pusakanagara akan lebih baik dan lancar. ”Tidak akan terjadi kekeringan lagi. Sawah tetap terairi dengan baik,” ujar Ela.
Sementara itu, petani asal Pusakanagara, Yanto mengatakan, saat ini dirinya tak bisa bercocok tanam akibat sawah miliknya mengalami kekeringan. ”Saat ini tidak bisa bertanam padi, walaupun sudah dilakukan jadwal pembagian air,” kata Yanto.
Lanjut Yanto, pada saat melakukan kunjungan ke Kecamatan Compreng, Presiden Joko Widodo sempat berjanji akan membangun sodetan di sungai Tarum Timur. Langkah ini, kata Yanto, diharapkan menjadi solusi kekeringan di wilayahnya.
Akibat kekeringan, musim panen kedua tahun ini di wilayah Cipunagara mengalami penurunan drastis. Petani setempat hanya memperoleh hasil produksi padinya sekitar 50 – 70 persen.
Kepala Desa Tanjung Kecamatan Cipunagara, Sunaryo mengatakan, saat ini hasil panen petani di desanya menurun drastis. Dari luas area sawah sekitar 500 hektar, sebanyak 40 persen mengalami gagal panen.