Saking semangatnya agar bahasa dan kebudayaan Jawa tetap eksis di Suriname, Radji tidak segan-segan mengeluarkan biaya besar untuk mendatangkan artis-artis dari Indonesia tersebut. Mereka ditanggap Radji untuk dipertontonkan kepada masyarakat Jawa di negara penghasil tambang minyak, bauksit, emas, dan kayu itu. Artis yang paling sering ditampilkan Radji adalah Didi Kempot. Adik almarhum pelawak Mamiek Prakoso itu sudah 11 kali manggung di gedung-gedung pertunjukan Suriname.
’’Ben iso dadi tulodo kanggo bocah-bocah enom ning kene. Soale, sinau basa Jawa nganggo lagu-lagu luwih gampang lan ora boseni (Biar bisa jadi contoh untuk anak-anak muda di sini. Sebab, belajar bahasa Jawa dengan lagu-lagu itu lebih mudah dan tidak membosankan),’’ tutur keturunan Jawa yang punya nenek moyang dari ibu Malang dan bapak Jogja itu.
Radji bahkan berani mengklaim, ketenaran Didi Kempot saat ini berkat seringnya dia tampil di Suriname. Setelah ngetop di negara ’’cuwilan Jawa ning pucuk donya’’ itu, kata dia, Didi Kempot baru dikenal luas di Indonesia. Memang, penyanyi asal Solo tersebut sangat terkenal di Suriname. Setiap show-nya selalu disaksikan ribuan orang. Dia bahkan pernah ’’kena semprit’’ dan dicekal KPU Suriname karena salah satu lagunya dijadikan lagu kampanye D-Selikur (Demokrasi Abad 21), salah satu partai orang Jawa di Suriname, dalam Pemilu 2005. Lagu berjudul Bitingan (coblosan) itu mengajak masyarakat keturunan Jawa untuk memilih calon-calon dari Partai D-21.
’’Waktu Pak Jokowi dilantik jadi presiden tahun lalu, saya pas di Solo. Oleh Mas Didi Kempot, saya diajak ke rumah ibu Pak Jokowi untuk melihat pelantikan itu di televisi. Jadi, hubungan saya dengan Mas Didi Kempot memang sudah seperti saudara kandung saja.’’
Tidak hanya di radio, Radji juga habis-habisan di TV Garuda. Dia tetap ’’ngotot’’ mempertahankan acara-acara berbahasa Jawa agar kebudayaan leluhur itu tidak hilang di negaranya yang multietnis. Memang terkesan ndeso. Sebab, pada era modern seperti saat ini, masih ada televisi yang menyiarkan acara yang menampilkan jaran kepang, ande-ande lumut, wayang kulit, lagu pop Jawa, atau ludruk di negara yang jauh dari akar budaya itu. Atau, berita berbahasa Jawa dengan presenter lansia, berkepala plontos, dan sangat Njawani, Salimin Ardjooetomo alias Captain Does.