Untuk posisi tiga orang tim spesialis di posisinya berada di RS Bhayangkara Jayapura. Ketiganya dalam posisi mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan. Seperti, peralatan DVI. ’’Rencananya, malam ini saya dan seorang spesialis DNA juga akan memperkuat tim DVI ke Papua,’’ paparnya.
Apakah ada kekurangan alat DVI, dia menjelaskan, bahwa sama sekali tidak ada kekurangan fasilitas. Bahkan, rencananya akan dikirim kontainer pendingin untuk berjaga-jaga. ’’Saya tidak ingin mendahului, tapi hanya bersiap-siap untuk lemari pendingin ini,’’ tuturnya.
Terkait data ante mortem dari 54 penumpang Trigana Air, sudah ada 45 data penumpang yang diserahkan pihak keluarga. Data itu berupa, pakaian dan semua yang dikenakan untuk bisa mendapatkan DNA para penumpang. ’’Ada juga foto yang menunjukkan struktur gigi dan surat yang menunjukkan sidik jari,’’ terangnya.
Sisanya, data ante mortem yang belum didapatkan itu karena keluarga masih berupaya mengumpulkannya. ’’Saya yakin data tersebut bisa didapatkan,’’ terang jenderal bintang satu tersebut.
Bila penumpang sudah ditemukan, berapa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semuanya? Dia menjawab, bahwa tim DVI akan berusaha sekeras mungkin menyelesaikannya. Tentunya, soal waktu diusahakan secepatnya. Yang bisa memperlambat waktu itu hanya bila kondisi penumpang sudah tidak memungkinkan. Karena, akan memerlukan tes DNA. ’’Kalau tes DNA ini butuh waktu lebih lama,’’ ujarnya.
Kepala Sub Komite Penyelidikan Kecelakaan Transportasi Udara Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Masruri mengatakan, bahwa pihaknya belum mendapatkan informasi resmi terkait penemuan black box oleh Basarnas. Meski demikian, KNKT mengetahui informasi tersebut melalui web. ’’Saya melihat ada tentara yang memegang dan yakin yang dibawa ada black box,’’ paparnya.
Keadaan yang terlihat adalah black box tersebut dalam keadaannya penyok di beberapa sisi. ’’Yang terpenting adalah memori dan instalasi kabel yang ada di dalamnya,’’ jelasnya.
Jika tidak, maka black box tersebut harus dikirim ke perusahaan yang memproduksinya. Setelah ditemukan, black box nantinya akan dibawa ke laboratorium dan dilakukan inspeksi terkait kerusakan alat tersebut. Baru setelahnya, akan bisa diproses.
Prosesnya pun membutuhkan waktu yang cukup lama. Yakni, hingga 1 tahun untuk mendapatkan final report jika keadaan memorinya masih utuh. ’’Namun, kami yakin tidak rusak, karena alat tersebut sudah dilindungi oleh daya benturan dan panas yang cukup besar,’’ jelasnya