NGAMPRAH – Harga daging sapi di Kabupaten Bandung Barat mulai stabil. Saat ini, di beberapa pasar tradisional, harga daging berkisar Rp 100 ribu/kilogram. Maka itu, para pedagang mulai berjualan kembali usai melakukan mogok beberapa waktu lalu.
’’Alhamdulillah, informasi terakhir harga daging sudah mulai stabil. Di beberapa pasar, seperti Pasar Lembang harganya Rp 100 ribu. Hanya di Pasar Batujajar dan Padalarang yang harganya Rp 110 ribu,’’ kata Sekretaris Daerah Maman S. Sunjaya usai Rapat Koordinasi Pimpinan Daerah kemarin (14/8).
Hal itu cukup melegakan pemerintah, walaupun pasokan daging di wilayah Bandung Barat tidak mengalami kekurangan. Justru daerahnya selama ini menjadi salah satu pemasok daging sapi potong ke daerah Jabotabek.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Adiyoto menambahkan, jumlah stok sapi mencapai 4.380 ekor. Angka tersebut dipastikan aman hingga September nanti. Sementara, kebutuhan di daerah KBB hanya 3.600 ekor. ’’Semalam juga di RPH (rumah pemotongan hewan) Padalarang sudah melakukan lagi pemotongan. Insya Allah stock kita aman,’’ tambahnya.
Terkait harga ayam potong yang mengalami kenaikan, bukan karena stok kurang. Namun lebih disebabkan, menghilangnya daging sapi di pasaran, sehingga masyarakat beralih ke daging ayam. ’’Harganya sampai Kamis Rp 38 ribu/kg. Tapi stoknya aman kok,” ucapnya.
Berdasarkan pantauan Bandung Barat Ekspres, harga daging ayam di Pasar Tagog Padalarang mencapai Rp 38 ribu/kg yang semula Rp 27 ribu/kg.
Salah satu pedagang, Sari, 34, menuturkan, harga daging naik karena pasokan ayam hidup sedikit. Bahkan banyak peternak yang tidak memiliki stok sama sekali alias kosong. ’’Kenaikan dirasakan sepuluh hari yang lalu. Permintaan masyarakat sebenarnya menurun ketimbang saat Lebaran, tetapi tidak diikuti dengan menurunnya harga daging ayam potong,’’ sahutnya.
Menjelang Lebaran, Sari bisa menjual 65 ayam dalam sehari. Saat ini, dia hanya mampu menjual sekitar 50 ayam perharinya. (mg5/vil)