Dani menegaskan, bahwa Pasanggiri seperti Mojang-Jajaka ini sebenarnya memiliki nilai-nilai yang sangat tinggi, karena semua finalis yang terlibat di dalamnya telah melalui berbagai seleksi dan benar-benar multitalenta, sehingga tidak bisa dipandang sebelah mata. ”Jadi kalau ada yang beranggapan Moka ini hanya sebagai ajang cantik-cantikan atau penghias seperti pager bagus atau pager ayu saja, itu salah besar, soalnya mereka memang betul-betul memiliki potensi yang besar,” tegasnya.
Menurut Dani, setiap bulan para Mojang-Jajaka memiliki program rutin per angkatannya, hanya saja memang tidak begitu kelihatan gaungnya karena jarang terekspose. ”Kita selalu ada kegiatan rutin tiap bulan seperti pengembangan sektor wisata, pengenalan seni budaya dan banyak sosialisasi ke sekolah-sekolah juga,”ujarnya.
Salah satu finalis Moka 2015 asal Kecamatan Cikancung, Cep Bubun Burhanudin mengatakan, sangat antusias terhadap ajang tersebut. Terutama pada saat karantina tersebut mereka begitu banyak mendapatkan ilmu terutama terkait kepariwisataan. Dia menjelaskan, dengan mengikuti karantina selama tiga hari tersebut, dia jadi lebih mengerti apa itu kepariwisataan, potensi wisata apa saja yang dimiliki Kabupaten Bandung dan juga berbagai kelemahannnya. Sehingga mereka jadi berfikir untuk mencari jalan keluar untuk mengatasi berbagai kelemahan potensi wisata yang dimiliki wilayahnya.
”Misalnya kolam pemandian air panas, kita memang memilki banyak tempat wisata semacam itu, tapi di daerah Garut juga potensinya cukup banyak. Nah di situlah kita harus memikirkan cara promosi seperti apa agar visitor lebih tertarik datang ke sini daripada ke Garut,” jelasnya.
Lain lagi dengan Azhanidia Aklamina dari Kecamatan Ciwidey. Dia lebih menjelaskan terkait pentingnya perlindungan anak, terutama karena maraknya kasus kekerasan terhadap anak yang kerap terjadi di Kabupaten Bandung. Dengan materi yang didapatkan dari KPAD, dia jadi sangat tertarik untuk dapat terjun langsung untuk bisa membantu para korban kekerasan tersebut agar bisa keluar dari trauma yang mereka alami.
”Nanti kita akan terjun langsung untuk membantu para korban. Selain itu, menerangkan pada anak-anak lain tentang bagaimana cara bersikap dan menjaga diri dan juga terhadap para orang tua agar bisa mengasuh anak mereka oleh dirinya sendiri dan dengan pola pengasuhan yang benar,” ungkapnya. (adv/mg 15/fik)