[tie_list type=”minus”]Disdik Sudah Ajukan Anggaran Rp18 Miliar ke Pemprov untuk Mebeler [/tie_list]
CIREBON – Benar saja, over kuota penerimaan peserta didik baru (PPDB) disetiap sekolah SMP Negeri dan SMA dan SMK Negeri di kota Cirebon, menjadi ajang proyek pemerintah daerah. Pasalnya, tahun sebelumnya Dinas Pendidikan Kota Cirebon telah mengusulkan anggaran Rp 18 miliar ke Pemprov Jabar.
Ketua PPDB Kota Cirebon Abdul Haris mengakui, PPDB di Kota Cirebon setiap tahunnya mengalami peningkatan. Untuk mengantisipasi itu, jauh-jauh hari sebelumnya pihaknya telah mengajukan plafon anggaran Rp 10,5 miliar untuk SMA dan SMK. Sedangkan untuk SMP Rp 7,8 miliar.
’’Jadi kalau ditotal anggaran tersebut sekitar Rp 18 miliar lebih. Anggaran tersebut didapat dari pagu anggaran pemerintah provinsi yang sudah kita ajukan sejak tahun kemarin. Kalau dari APBD tidak ada anggarannya dan tidak mungkin bisa di cover. Karena di APBD kita hanya mengajukan Rp 600juta,’’ ujar Haris Selasa (28/7).
Menurutnya, anggaran Rp 18 miliar tersebut diperuntukkan untuk lelang mebeler seperti kursi dan meja sebagai penunjang belajar siswa di setiap sekolah. Bahkan, untuk saat ini sudah ada yang mengajukan lelang mebeler. ’’Dana Rp 18 miliar itu bukan untuk bangunan kontruksi. Tapi, untuk pengadaan mebeler,’’ ungkapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, jika dilakukan pembangunan gedung baru, tentu tidak mungkin dilakukan mengingat lahan di masing-masing sekolah sudah terbatas. Selain itu, ketika ingin dibangun dengan cara ditingkat, apakah kekuatan bangunan sekolah tersebut mampu menahan bangunan baru di atasnya. ’’Ketika ingin dibangun dengan cara ditingkat, tentunya harus membongkar semua kontruksi bangunan dari awal. Ini kan tidak mungkin,’’ ucapnya
Kabid Sarana dan Prasana Dinas Pendidikan Kota Cirebon Haris mengungkapkan, membludaknya PPDB tahun ini dari kuota memang tidak bisa dibendung. Bahkan, dirinya tidak mengaku over kuota yang terjadi di setiap sekolah itu lewat jalur mana. Sebab, PPDB secara online tidak ada masalah, karena semuanya sesuai dengan ketentuan kuota. ’’Persoalan PPDB ini memang sulit diperbaiki sampai kapanpun. Bahkan dari tahun ke tahun akan terjadi seperti ini. Mungkin karena animo masyarakat Kota Cirebon ingin sekolah di sekolah yang ngetop akhirnya melebihi kuota. Ya kami akui, banyak titipan yang masuk. Tapi, titipan itu bukan dari Disdik. Nah, titip menitip itu nggak tahu lewat cara apa, karena saya tidak menerima uang,’’ kilahnya.